Bisnisbandung.com - Situasi politik Indonesia semakin memanas menjelang akhir masa jabatan Presiden Jokowi.
Di tengah isu reshuffle kabinet dan perombakan partai, Prof. Ikrar Nusa Bhakti menilai langkah-langkah yang diambil Jokowi termasuk akuisisi Partai Golkar.
Menururt Prof. Ikrar Nusa Bhakti ini bisa menjadi ancaman serius bagi Prabowo Subianto dan Partai Gerindra.
Baca Juga: 13 Lagu Hits Indonesia di Era 90-an, Terasa Kembali ke Masa Lalu
Dikutip dari alam program MPTV Prof. Ikrar Nusa Bhakti mengungkapkan kekhawatirannya tentang bagaimana Jokowi tampak semakin agresif dalam mengkonsolidasikan kekuasaan di akhir masa jabatannya.
“Gerindra itu sudah dikoptasi oleh Jokowi. Beberapa kadernya lebih menjadi corong kepentingan Jokowi ketimbang partainya sendiri,” ujar Prof. Ikrar Nusa Bhakti.
Prof. Ikrar Nusa Bhakti juga menyoroti kemungkinan Jokowi tidak hanya ingin meninggalkan jejak politiknya melalui anak sulungnya Gibran Rakabuming Raka.
Tetapi juga menanamkan orang-orangnya di berbagai posisi strategis untuk memastikan pengaruhnya tetap kuat setelah lengser.
"Jokowi ini bukan mempersiapkan kabinet terbaik untuk Prabowo, tapi bagaimana dia tetap punya kuasa di balik layar," tambahnya.
Baca Juga: Cara Cerdas Mengatasi Masalah Hidup
Menurut Prof. Ikrar Nusa Bhakti langkah Jokowi yang semakin brutal ini tak lepas dari sindrom "Post-Power Syndrome".
Di mana Jokowi seakan tidak rela melepaskan kekuasaan begitu saja.
Prof. Ikrar Nusa Bhakti bahkan menyinggung bahwa akuisisi Golkar yang terjadi baru-baru ini mestinya menjadi tamparan keras bagi Prabowo.
Menurutnya kemungkinan besar harus berhadapan dengan bukan hanya PDIP, tetapi juga Gerindra yang sudah dikendalikan Jokowi.
Baca Juga: BPIP : Untuk Menyeragamkan Tata Pakaian Dengan Tidak Penggunaan Hijab