Bisnisbandung.com - Indonesia saat ini berada di ambang menghadapi perang dagang yang mengancam stabilitas ekonomi nasional.
Rhenald Kasali, dalam kanal YouTube pribadinya, mengungkapkan dampak mengerikan yang mungkin terjadi jika perang dagang ini benar-benar terjadi.
Mendag Zulkifli Hasan (Zulhas) berencana menerapkan bea masuk anti-dumping hampir 200% yang akan memengaruhi tujuh kategori industri, termasuk alas kaki, tekstil, kosmetik, elektronik, dan keramik.
Baca Juga: Kuasai Teknik Storytelling, Berguna Bagi Karyawan , Seniman Dan Tim Marketing
Langkah ini biasanya diajukan oleh kelompok proteksionis yang bertujuan melindungi industri dalam negeri dari persaingan luar. Namun, pertanyaannya adalah, apakah langkah ini benar-benar menguntungkan rakyat?
“Kalian pernah lihat nggak situasi di suatu negara yang mengalami perang dagang? Indonesia sebentar lagi, kalau jadi diterapkan nih, akan memicu perang dagang karena kita akan menerapkan bea masuk anti-dumping sebesar hampir 200%,” jelasnya.
Rhenald Kasali mengingatkan bahwa perang dagang dapat menyebabkan gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) jika tidak dikelola dengan hati-hati.
Baca Juga: Khusus Bagi Konten Kreator, Ini Dia Ide Konten Yang Mudah FYP Di Tiktok
Contoh nyata dari dampak negatif perang dagang dapat dilihat dari pengalaman Jepang pada tahun 90-an saat menghadapi Amerika Serikat.
Ketika itu, Jepang dengan produk-produk efisien dan kompetitifnya mengalahkan produk-produk besar dan mahal dari Amerika, seperti Caterpillar dan mobil-mobil besar Amerika.
Hal ini memicu ketidaknyamanan di Amerika yang kemudian melakukan tindakan balasan.
Perang dagang juga bukan hal baru bagi Amerika Serikat. Sejak tahun 2018, Amerika telah menerapkan kebijakan serupa terhadap Tiongkok, dan jika Donald Trump terpilih kembali, dia berencana untuk mengenakan pajak tambahan 10% pada produk-produk dari Cina.
Baca Juga: Akhir Masa Jabatan Jokowi, Rocky Gerung Bongkar Fakta Miris
Namun, pengalaman sebelumnya menunjukkan bahwa kebijakan semacam ini lebih merugikan masyarakat Amerika sendiri.