Temuan-temuan ini menguatkan dugaan bahwa pelaku mengalami tekanan psikologis dan kesepian yang mendalam.
Polisi masih melanjutkan proses pemeriksaan sambil tetap mengutamakan pemulihan kondisi pelaku yang kini berstatus sebagai anak berkonflik dengan hukum.
Kasus ini menjadi pengingat penting bagi keluarga, sekolah, dan masyarakat untuk lebih peka terhadap kondisi emosional remaja, terutama mereka yang menunjukkan tanda-tanda menarik diri dari lingkungan sosial.***
Baca Juga: Buka-bukaan Soal APBN, Purbaya Jelaskan Aliran Dana Rp200 Triliun yang Hanya ‘Dititipkan’ di Bank
Artikel Terkait
Istana Angkat Bicara soal Ledakan di SMAN 72, Pemerintah Imbau Masyarakat Lebih Peduli Lingkungan Sekitar
Reza Indragiri Koreksi Kapolri Soal Labelisasi Terduga dalam Kasus Ledakan di SMAN 72
Kasus Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Psikolog Forensik Soroti Pemilihan Tempat dan Waktu
Kriminolog Soroti Di Balik Tulisan “Welcome to Hell” dalam Kasus Ledakan di SMAN 72
Terkuak Motif di Balik Ledakan SMAN 72 Jakarta, Karena Kesepian dan Tekanan Sosial
Bom Rakitan di SMAN 72 Jakarta Gunakan Kendali Jarak Jauh, Para Korban Mengalami Gangguan Pendengaran