Bom Rakitan di SMAN 72 Jakarta Gunakan Kendali Jarak Jauh, Para Korban Mengalami Gangguan Pendengaran

photo author
- Rabu, 12 November 2025 | 19:00 WIB
Bom rakitan gunkana sistem kendali jarak jauh (Tangkap layar youtube Metro TV)
Bom rakitan gunkana sistem kendali jarak jauh (Tangkap layar youtube Metro TV)

Bisnisbandung.com - Komandan Satuan Brimob Polda Metro Jaya, Kombes Henik Maryanto, membeberkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) terkait ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Dari hasil penyelidikan, terungkap bahwa pelaku berinisial F menyiapkan tujuh bom rakitan dengan berbagai bentuk dan sistem peledakan, termasuk kendali jarak jauh.

Henik Maryanto menjelaskan bahwa bom rakitan tersebut dirancang menggunakan bahan sederhana namun tetap berbahaya karena mengandung elemen berdaya ledak rendah atau low explosive.

Baca Juga: Zaim Saidi Bongkar: Redenominasi Itu Cuma Kamuflase Inflasi, pengelabuhan di atas pengelabuhan dan Bukan Solusi!

Di lokasi pertama, yaitu area masjid sekolah, dua bom diketahui meledak dengan sistem kendali jarak jauh dan wadah berupa jeriken plastik berukuran satu liter.

Ledakan ini menimbulkan tekanan suara keras (overpressure) yang menyebabkan banyak korban mengalami gangguan pendengaran serta luka akibat serpihan paku (shrapnel).

“Untuk overpressure ini, mengakibatkan banyak korban mengalami luka atau gangguan pada gendang telinga,” terang Kombes Henik Maryanto, dilansir dari youtube Metro TV.

Baca Juga: Jabar Tetapkan Siaga Darurat, Mitigasi Masih Sekadar Formalitas

Polisi juga menegaskan bahwa di lokasi kedua, di sekitar bank sampah sekolah, petugas menemukan empat bom tambahan.

Dua di antaranya meledak menggunakan wadah kaleng minuman, sedangkan dua lainnya gagal meledak.

Satu bom lainnya ditemukan di taman baca sekolah dalam bentuk pipa berisi paku, dan belum sempat diaktifkan.

Baca Juga: Kriminolog Soroti Di Balik Tulisan “Welcome to Hell” dalam Kasus Ledakan di SMAN 72

Menurut Henik, seluruh bom rakitan tersebut menggunakan bahan peledak berdaya rendah, tetapi tetap berpotensi fatal karena efek tekanan dan pecahan logam tajam yang dihasilkan.

Tim Brimob bersama Laboratorium Forensik kini mendalami lebih lanjut struktur bom, sistem pemicu, serta kemungkinan pelaku memperoleh inspirasi dari sumber tertentu.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Durotul Hikmah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X