Ia mencontohkan negara seperti Jepang, yang tetap mampu menjaga kestabilan ekonomi meskipun memiliki mata uang dengan jumlah nol yang besar.
Menurut Mervin, prioritas utama pemerintah seharusnya bukan pada perubahan nominal rupiah, melainkan pada penguatan fundamental ekonomi.
Upaya meningkatkan investasi, menjaga stabilitas fiskal, serta memperkuat daya saing industri dianggap lebih efektif dalam memperbaiki citra rupiah di mata internasional dibandingkan sekadar mengubah bentuk denominasi.
Redenominasi memang dapat mempermudah transaksi dan pencatatan keuangan, namun tanpa dukungan stabilitas ekonomi dan pengelolaan kebijakan fiskal yang baik, dampaknya bagi masyarakat dinilai tidak akan signifikan.***
Baca Juga: Wisuda ke-31 Poltekpar Bali: 63% Lulusan Langsung Terserap Industri
Artikel Terkait
Menkeu Purbaya Dinilai Terancam, Idealismenya Disebut Tak Akan Bertahan Lama di Tengah Tekanan Politik
Gaya Menkeu Purbaya Dinilai Terlalu Agresif, Agung Baskoro Singgung Nalar Politik
Emrus Sihombing Sebut Manuver Purbaya sebagai Strategi Pengelolaan Persepsi Publik
Dukung Purbaya, Ferry Irwandi Nilai Kebijakan Soal Cukai Rokok Jadi Langkah Tepat Lindungi Ekonomi
Siap-siap! Rp1.000 Jadi Rp1 Mulai 2026, Purbaya: Aturannya Sedang Dirampungkan!