bisnisbandung.com - Menteri Keuangan Purbaya kini menjadi sorotan publik setelah berbagai kebijakannya dan gaya komunkasi yang dianggap dekat dengan rakyat. Namun hal ini juga bisa menjadi ancaman dan membuatnya bisa tidak bertahan lama di pemerintahan.
Guru Gembul memandang bahwa idealisme Purbaya yang pro rakyat bisa menjadi alasan mengapa ia menghadapi resistensi dari kalangan pejabat dan kelompok berpengaruh di pemerintahan.
Menurut analisis tersebut, sejumlah pihak menilai Purbaya terlalu menonjolkan kepentingan publik dalam kebijakan fiskal dan ekonomi, sehingga kerap bertentangan dengan arus utama kebijakan pemerintah pusat maupun kepentingan politik tertentu.
Hal ini bahkan memunculkan kabar bahwa dirinya termasuk dalam daftar menteri yang direkomendasikan untuk di reshuffle.
“Nah, prediksi itu sebenarnya didasarkan pada kegemaran kelompok-kelompok besar di Indonesia untuk menyingkirkan orang-orang yang terlalu pro rakyat,” ujar Guru Gembul dilansir dari youtube pribadinya.
Meski begitu, Guru Gembul meligat bahwa wacana reshuffle dinilai berisiko tinggi secara politik. Jika benar terjadi, langkah tersebut bisa menimbulkan ketidakstabilan ekonomi dan mengurangi kepercayaan investor.
Karena itu, kemungkinan besar Purbaya masih akan bertahan di kabinet, meski posisinya disebut-sebut semakin terisolasi dari lingkaran kekuasaan.
“Pak Purbaya mendapat tekanan terus-menerus, dan untuk bisa mempertahankan idealismenya sekaligus mempertahankan kekuasaannya serta harapan dan cita-citanya, beliau tetap pro rakyat tetapi juga mengakomodasi sebagian kepentingan oligarki,” dugaannya.
Baca Juga: Pemerintah Kabupaten Bandung Memberikan Penghargaan Kompetisi Inovasi Bandung Bedas (KIBB) 2025
Guru Gembul memprediksi ada tiga kemungkinan arah perjalanan politik Purbaya ke depan. Pertama, ia tetap mempertahankan idealismenya dan melawan tekanan politik yang datang dari berbagai pihak.
Kedua, ia berhasil menundukkan kelompok kepentingan yang menentangnya, meski peluang ini dinilai kecil.
Ketiga, kemungkinan yang dianggap paling realistis adalah terjadinya kompromi: Purbaya tetap memegang prinsip pro-rakyat namun terpaksa menyesuaikan sebagian kebijakan agar selaras dengan kepentingan politik dan ekonomi yang lebih besar.
Baca Juga: Era Promo dan Flash Sale Dinilai Tak Berkelanjutan, Begini Brand yang Lebih Tahan Banting
Artikel Terkait
Ferdinand Hutahean Sebut Purbaya Masih Sebatas Lucu-Lucuan, Dampak Kebijakan Menkeu Belum Terlihat
Refly Harun Ungkap Kritiknya Soal Menkeu Purbaya
Purbaya Yudhi Sadewa Tegaskan Uang Negara Harus Bekerja untuk Kemakmuran Rakyat
Kemunculan Purbaya Dinilai Ganggu Dominasi Gibran dan Dedi Mulyadi di Sosial Media
Rocky Gerung Ungkap Sikap Purbaya terhadap Pembiayaan KCJB Mulai Apologetik
Tepis Pemberitaan Asing, Purbaya Yakinkan IKN Tidak Akan Jadi Kota Hantu