Politik Ketakutan Era Reformasi? Ikrar Nusa Bhakti: Jangan Biarkan Indonesia Jadi Fail State

photo author
- Kamis, 4 September 2025 | 14:00 WIB
Prof. Ikrar Nusa Bhakti seorang pakar politik (dok youtube Abraham Samad)
Prof. Ikrar Nusa Bhakti seorang pakar politik (dok youtube Abraham Samad)


Bisnisbandung.com - Pengamat politik Ikrar Nusa Bhakti menilai gelombang unjuk rasa yang berujung ricuh belakangan ini tidak bisa dilepaskan dari praktik politics of fear atau politik ketakutan.

Ia mengingatkan pola ini pernah dipakai pada masa Orde Baru dan kini muncul kembali dalam bentuk yang berbeda.

“Politik ketakutan itu bagian dari strategi Orde Baru agar masyarakat tak berani bersuara,” kata Ikrar lewat kanal YouTube pribadinya.

Baca Juga: Serangan ke Rumah Sri Mulyani Dinilai Anomali, Bhima Ingatkan Dampak ke Stabilitas Nasional

“Dulu intelijen menyusup ke ruang kuliah hingga forum mahasiswa bahkan ada yang jadi informan untuk memantau rencana demo,” katanya.

Menurutnya kini praktik itu kembali terlihat namun dilakukan dengan cara yang lebih keras.

Ia menyoroti kasus tewasnya pengemudi ojek hingga mahasiswa yang meninggal setelah aksi demo di Yogyakarta dengan luka-luka akibat benda tumpul.

“Ada indikasi penggunaan kekerasan berlebihan bahkan mahasiswa UI disebut-sebut didatangi aparat ke kos-kosan mereka tanpa surat tugas,” ujar Ikrar.

Ikrar pun memperingatkan mahasiswa agar waspada.

Baca Juga: CELIOS Soroti Kebocoran Ratusan Triliun Ekspor SDA, Rugikan Kas Negara

Jika ada pihak yang mengaku polisi datang tanpa surat tugas resmi, kata dia bisa jadi itu justru upaya intimidasi.

“Jangan mau dibawa pergi itu bisa membahayakan,” tegasnya.

Lebih lanjut Ikrar menolak jika ada upaya membentuk kembali kelompok pengamanan swakarsa seperti era reformasi lalu.

Menurutnya pola itu hanya memperhadapkan rakyat dengan rakyat, mahasiswa dengan aparat, hingga buruh dengan kelompok bayaran.

Baca Juga: Sri Mulyani Janji Pajak Tak Naik, CELIOS Nilai Tidak Menyelesaikan Akar Masalah

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Raga Aditya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X