Serangan ke Rumah Sri Mulyani Dinilai Anomali, Bhima Ingatkan Dampak ke Stabilitas Nasional

photo author
- Rabu, 3 September 2025 | 21:00 WIB
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira (Foto/Listrik Indonesia)
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira (Foto/Listrik Indonesia)

Bisnisbandung.com - Insiden penyerangan rumah Menteri Keuangan Sri Mulyani saat aksi demonstrasi baru-baru ini dianggap sebagai anomali dalam sejarah Indonesia.

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudistira, menilai serangan tersebut menimbulkan risiko serius bagi stabilitas nasional dan reputasi negara di mata dunia internasional.

Menurut Bhima, di berbagai negara, termasuk Indonesia, rumah pejabat tinggi, terutama Menteri Keuangan, jarang menjadi target massa. Aksi publik biasanya terbatas di gedung DPR atau Istana Negara.

Baca Juga: Sri Mulyani Janji Pajak Tak Naik, CELIOS Nilai Tidak Menyelesaikan Akar Masalah

Serangan terhadap rumah Menkeu menunjukkan adanya preseden yang tidak biasa dan menimbulkan pertanyaan tentang jaminan keamanan bagi pejabat eksekutif yang mengelola APBN serta aset negara.

“Semarah-marahnya publik itu paling mentok dia aksinya kan di DPR, aksinya di depan Istana Negara. Tapi kali ini berarti kan ada anomali,” ujarnya dilansir dari YouTube Kompas TV.

“Anomali apa? Bahwa posisi Menteri Keuangan yang penuh risiko, posisi Menteri Keuangan yang oke ada blundernya, tapi bagaimanapun juga Menteri Keuangan ini sebenarnya RI2. Saya bisa bilang Menteri Keuangan adalah RI2,” sambungnya.

Baca Juga: Demo Bukan Spontan, Ekonom UI Soroti Pemicu Utama

Bhima menekankan bahwa posisi Menteri Keuangan sangat strategis, terkait dengan pengelolaan anggaran negara, investasi, dan hubungan dengan lembaga internasional.

Ketidakamanan pejabat tinggi dapat memengaruhi citra Indonesia di mata investor asing, credit rating, dan kepercayaan pasar global.

Kejadian ini dianggap sebagai peringatan bahwa keamanan eksekutif harus menjadi prioritas pemerintah untuk menjaga stabilitas politik dan daya saing nasional.

Selain isu keamanan, CELIOS menilai serangan ini menjadi simbol tekanan publik terhadap masalah ekonomi yang lebih luas, termasuk reformasi perpajakan.

Baca Juga: Semua Harus Tunduk pada Prabowo! Ikrar Nusa Bhakti Keluarkan Peringatan Politik Panas

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Durotul Hikmah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

KPK dan Kejagung Berbagi Peran Tangani Kasus Korupsi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:00 WIB
X