Namun ia menilai pola pertumbuhan ini perlu diuji oleh data triwulan berikutnya.
“Kalau setahun nanti ternyata cuma 4,8% atau 4,9%, berarti ada yang janggal dengan data triwulan II ini,” ujarnya.
Ia juga mengungkap adanya pihak yang meminta Badan Statistik PBB mengaudit perhitungan PDB Indonesia langkah yang jarang terjadi.
“Ini pertama kali bisa jadi Indonesia diaudit untuk PDB-nya, kalau memang dilakukan,” tambahnya.
Baca Juga: Menghina Pengadilan Bisa Dipidana, Eks Hakim MK Soroti Kasus Nikita Mirzani
Meski begitu Awalil Rizky mengingatkan publik bahwa perhitungan PDB memang kompleks, melibatkan jutaan jenis barang dan jasa, serta kombinasi data riil dan estimasi.
“Mau tidak mau, kita harus percaya pada metodologi BPS. Tapi sebagai ekonom wajar jika data yang keluar kita sandingkan dengan indikator lainnya,” tutupnya.***
Artikel Terkait
Aksi Nekat Bupati Indramayu, Lepas Ular untuk Selamatkan Panen Petani
Bupati Pati Sudewo Tegas! Tolak Mundur Meski DPRD Ajukan Hak Angket
Erwin Ngamuk! Pelaku Prostitusi di Apartemen Bandung Diseret ke Sidang Tipiring
Operasi Yustisi Kota Bandung, Erwin: 53 Pelanggar Perda Ditindak Termasuk Pelaku Prostitusi Apartemen
Warga Jawa Barat Ditindas Bos China di Batam, Gubernur Dedi Mulyadi Turun Tangan!
‘Dikepung’ Sampah, Herman: Jawa Barat Siap Berlakukan Kontrol TPA