Sujiwo Tejo: Lebih Menghina Mana Merobek-Robek Merah Putih atau Jual Tambang ke Asing?

bisnisbandung.com - Budayawan Sujiwo Tejo mengusik kesadaran publik dengan sudut pandang yang tajam mengenai nasionalisme dan simbol negara.

Dalam diskusi di acara Catatan Demokrasi seputar polemik penggunaan simbol One Piece berdampingan dengan bendera Merah Putih.

Sujiwo Tejo mengajukan pertanyaan kepada Ade Armando, “Mas, aku nanya. Mana yang lebih menghina Merah Putih: merobek-robek Merah Putih atau jual tambang ke asing?”

Baca Juga: Ade Armando Soroti Kesakralan Bendera, Indonesia Tak Sebebas Amerika dalam Ekspresi Simbolik

Sebelumnya Ade Armando mengungkapkan pandangannya, bahwa bendera Merah Putih di Indonesia sangat sakral.

Bagi Sujiwo Tejo punya pandangan yang berbeda, menurutnya nasionalisme tidak hanya dinilai dari penghormatan fisik terhadap simbol negara, melainkan juga dari perilaku nyata dalam menjaga kepentingan bangsa.

“Saya soalnya banyak lihat, kita menghormati bendera Indonesia tapi jual tambang. Jual mana yang lebih,” singgungnya.

Baca Juga: Kemunculan Anoa di Kejaksaan Agung Jadi Sorotan, Jurnalis Senior Curiga Ada Operasi Senyap

Menurutnya, pengkhianatan terhadap nilai-nilai nasional tidak selalu datang dari aksi demonstratif, melainkan bisa muncul dalam bentuk keputusan politik dan ekonomi yang merugikan bangsa sendiri.

Ia menilai bahwa banyak masyarakat terlalu fokus pada bentuk fisik penghormatan terhadap bendera, namun lupa bahwa tindakan nyata yang bertentangan dengan semangat kebangsaan justru lebih merusak esensinya.

Baginya, nasionalisme bukan hanya soal menjaga simbol, tetapi juga tentang keberpihakan pada rakyat dan menjaga sumber daya nasional agar tidak jatuh ke tangan asing.

Sujiwo juga menyoroti bagaimana simbol Merah Putih seharusnya dipahami secara lebih mendalam sebagai refleksi dari jiwa bangsa yang menerima keberagaman, baik dan buruk, sebagai bagian dari realitas.

Dengan cara pandang ini, penghormatan terhadap bendera tidak bisa diukur hanya dari larangan merobek atau memodifikasi secara visual, melainkan harus dilihat dari bagaimana nilai-nilai kebangsaan itu diterapkan dalam kehidupan nyata.***

Baca Juga: TPA Sarimukti Kebanjiran Sampah, Sekda Jabar Terapkan Pembatasan Tonase