Ade Armando Soroti Kesakralan Bendera, Indonesia Tak Sebebas Amerika dalam Ekspresi Simbolik

photo author
- Rabu, 6 Agustus 2025 | 19:00 WIB
Ade Armando, Politisi PSI (Tangkap layar youtube tvOneNews)
Ade Armando, Politisi PSI (Tangkap layar youtube tvOneNews)

bisnisbandung.com - Isu seputar kebebasan berekspresi melalui bendera bajak laut One Piece terus menuai pro dan kontra di masyarakat.

Menanggapi hal ini, politisi PSI Ade Armando menyampaikan pandangan bahwa tingkat kebebasan ekspresi di setiap negara sangat bergantung pada konteks hukum, sejarah, dan nilai budaya masing-masing.

Dalam penjelasannya, Ade Armando menggarisbawahi bahwa tidak semua negara memberikan kelonggaran absolut terhadap simbol nasional seperti bendera.

Baca Juga: “Teman Tapi Mesra” dengan Pemerintah, Adi Prayitno Ungkap Strategi Politik PDIP

“Jangan Anda menganggap bahwa apa pun kemudian bebas diekspresikan di mana pun selama itu, misalnya, tidak melanggar hukum,” tegasnya di depan komunitas pecinta One Piece, dilansir dari youtube tvOneNews.

Ia membandingkan situasi di Indonesia dengan negara-negara lain, seperti Amerika Serikat, Jerman, Prancis, hingga negara-negara Asia Tenggara.

Menurutnya, kebebasan berekspresi memang dijamin, namun batasannya sangat dipengaruhi oleh sensitivitas negara terhadap simbol kenegaraan.

Baca Juga: Mr. Qodari Bongkar Strategi Prabowo dan Megawati Pasca Amnesti dan Abolisi

Amerika Serikat disebut sebagai salah satu negara dengan standar kebebasan berekspresi paling liberal, bahkan membolehkan tindakan ekstrem terhadap simbol negara, termasuk bendera.

Namun, negara-negara lain di Eropa memiliki pendekatan yang berbeda. Misalnya, Jerman dikenal sangat ketat dalam menjaga kesucian benderanya.

Bahkan tindakan seperti menempelkan gambar karakter animasi pada bendera nasional dapat dianggap sebagai pelanggaran hukum.

Negara-negara seperti Prancis, Swiss, dan Italia memiliki standar yang lebih moderat, namun tetap mempertimbangkan konteks penghinaan.

Artinya, selama suatu ekspresi dianggap tidak melecehkan simbol negara, mungkin saja diperbolehkan, meskipun tetap diawasi secara ketat.

Berbeda dengan itu, Indonesia, menurut Ade Armando, memiliki pendekatan yang lebih mirip dengan Jerman.

Baca Juga: Sengketa Royalti, MK Ungkap WR Supratman Bisa Jadi Orang Terkaya Kalau Hak Cipta Diartikan Harfiah

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Durotul Hikmah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X