Menariknya Adi juga membuka kemungkinan bahwa narasi PDIP digembosi hanya untuk membangun citra partai yang dizalimi demi meraih simpati publik menjelang 2029.
“Bisa jadi narasi ini justru dibangun dari dalam untuk menunjukkan bahwa PDIP sedang dizalimi, ditekan, agar masyarakat bersimpati. Tapi terlepas dari itu ini tetap menjadi isu politik yang patut diperhatikan,” ujarnya.
Ia menilai dalam dunia politik, saling sikut antarpartai adalah hal biasa.
Meski kini banyak partai terlihat ‘guyub’ menjelang pemilu mereka tetap akan bersaing ketat.
“Semua partai termasuk PDIP, Golkar, dan Gerindra, pasti ingin jadi pemenang. Wajar kalau persaingan makin panas,” kata Adi.
Lebih lanjut Adi menyoroti dugaan adanya upaya melemahkan kepemimpinan Megawati di PDIP.
Ia menyinggung adanya suara-suara yang mempertanyakan legalitas kepengurusan Megawati sebagai ketua umum partai.
“Ini bisa dilihat sebagai upaya menggoyang kepemimpinan PDIP dari dalam. Jika Megawati berhasil digoyang tentu akan mempengaruhi kekuatan partai secara keseluruhan,” ujarnya.
Baca Juga: Riza Chalid Diduga di Malaysia, Kejaksaan Agung Didesak Segera Tangkap dan Ekstradisi
Adi menegaskan apakah PDIP akan berhasil dipersempit hanya menjadi partai kecil atau tetap bertahan sebagai kekuatan besar semua tergantung kerja politik dan soliditas internal partai.
“Upaya menggembosi PDIP bukan perkara gampang. Tapi kalau PDIP tak waspada bukan tidak mungkin ancaman itu jadi nyata,” tutupnya.***
Artikel Terkait
Gubernur Dedi Mulyadi Minta Kepala Daerah Jawa Barat Jangan Asal Izinkan Study Tour, Ini Sebabnya!
Insiden Rumah Doa di Padang, Menag: Saatnya Pendidikan Agama Berbasis Cinta dan Toleransi
Kepala Sekolah Waspada! Dedi Mulyadi Akan Copot yang Abaikan Fungsi Studi Tour
Kejagung Bongkar Skandal Penyelewengan Beras Subsidi, Enam Perusahaan Diperiksa!
Kaesang Resmi Tunjuk Raja Juli Antoni Jadi Sekjen PSI dan Fenti Jadi Bendahara Umum
Surat Haru Siswi Sekolah Rakyat untuk Presiden Prabowo, "Kami Kini Punya Masa Depan!"