Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah tindakan tersebut dilakukan oleh korban sendiri atau karena faktor lain yang belum terdeteksi, termasuk kemungkinan adanya dorongan psikologis tertentu atau bahkan intervensi dari pihak luar yang belum teridentifikasi secara fisik.
Wawan juga menyoroti konteks tugas Arya sebagai diplomat yang pernah terlibat dalam isu-isu sensitif seperti tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
Menurutnya, meskipun belum dapat dikaitkan secara langsung, tidak dapat dipungkiri bahwa penugasan semacam itu rawan bersinggungan dengan jaringan sindikat internasional yang memiliki risiko tersendiri bagi para pelaksana tugas.
Baca Juga: Pemeriksaan Khofifah di Mapolda Jatim Picu Spekulasi, Alifurrahman:Kasus Serupa Biasanya di Jakarta
Dalam konteks keamanan personal, ia menegaskan bahwa pengamanan terhadap diplomat, baik saat menjalankan tugas di luar negeri maupun sekembalinya ke tanah air, seharusnya menjadi bagian dari prosedur tetap.
Namun efektivitas dari pengamanan itu kembali bergantung pada implementasi dan monitoring berkelanjutan.
Wawan menyarankan agar penyidikan diarahkan secara komprehensif, tidak hanya mengandalkan fakta fisik, tetapi juga menyisir sisi psikologis, sosial, dan profesional korban.***
Artikel Terkait
Penuh Kejanggalan, Misteri Kematian Diplomat Muda Kemenlu di Menteng
Spekulasi Kriminolog UI terkait Meninggalnya Diplomat Kemenlu di Kostan
Kriminolog Soroti Arti Simbolik Lakban dalam Kasus Diplomat Kemenlu
Dugaan Soal Kematian Diplomat Arya Daru, Kriminolog: Sangat Mungkin Pembunuhan Terencana
Pakar Mikroekspresi Baca Gestur Aneh Diplomat Arya Daru Pada CCTV Sebelum Tewas
Beredar Berbagai Teori Kematian Diplomat Kemenlu, eks Kabareskrim Ingatkan Jangan Terkecoh Opini Publik