PPP Di Titik Nadir? Romi Bicara Blak-blakan Sebut Plt Ketum Kader Murni Pun Tak Mampu Selamatkan

photo author
- Minggu, 1 Juni 2025 | 07:30 WIB
Mardiono Plt Ketua Umum PPP (tangkap layar youtube Kompas TV)
Mardiono Plt Ketua Umum PPP (tangkap layar youtube Kompas TV)


Bisnisbandung.com - Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Romahurmuziy, mengungkap alasan di balik kegagalan partainya lolos ke parlemen dalam Pemilu 2024 serta strategi yang tengah dirancang untuk menyelamatkan eksistensi PPP ke depan.

Romahurmuziy menyampaikan bahwa sejak era reformasi, belum ada satu pun partai politik yang mampu kembali ke DPR setelah terlempar dari Senayan.

“Sejarahnya, bahwa sejak tahun '98 itu belum ada satu pun partai yang sudah terlempar dari Senayan, mampu kembali. Dan hari ini kita tahu, PPP pada Pemilu 2024 itu sudah terlempar dari Senayan,” jelasnya dilansir dari youtube Metro TV.

Baca Juga: Preman Dibina di Barak Militer dan Polri, Dedi Mulyadi: Pemerintah Harus Membuat Ruang Kesadaran

PPP kini berada dalam kondisi serupa, setelah gagal memenuhi ambang batas parlemen pada Pemilu 2024 lalu. Menurut Romi, perubahan drastis dalam perilaku pemilih menjadi tantangan utama.

Meskipun PPP dipimpin oleh sosok kader murni seperti Plt Ketua Umum Muhammad Mardiono yang memiliki pengalaman struktural dari bawah hingga ke pusat, partai tetap tidak mampu bersaing secara optimal dengan partai-partai lain.

“Sehingga saya menilai, tidak ada lagi figur di dalam ini yang memang mampu untuk menghadapi effort yang maha berat itu,” lugasnya.

Baca Juga: Sejarah Bisa Dijadikan Alat Kekuasaan, Marzuki Singgung Penulisan Ulang Sejarah Seperti Pada Orde Baru

Ia menilai, tantangan besar yang dihadapi PPP saat ini membutuhkan sosok pemimpin yang tidak hanya memiliki kekuatan logistik, namun juga ketokohan yang tinggi.

Kombinasi antara popularitas dan dukungan dana politik menjadi faktor penting dalam kompetisi politik modern.

Dalam rangka itu, sejumlah tokoh dari luar partai disebut telah berdiskusi dengan jajaran PPP, termasuk figur-figur nasional seperti Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Jenderal (Purn) Dudung Abdurachman.

Meski belum ada kesepakatan, langkah ini menunjukkan keterbukaan PPP terhadap gagasan baru untuk kebangkitan partai.

Romahurmuziy juga menyoroti tiga peluang konstitusional yang bisa dimanfaatkan PPP untuk bangkit. Pertama, ambang batas parlemen pada Pemilu 2029 yang diperkirakan hanya 1–1,5 persen, jauh di bawah perolehan suara PPP pada 2024 sebesar 3,8 persen.

Baca Juga: Diisukan ada Kepentingan Politik, Editor Ungkap Tak Benar Kalau Proyek Sejarah Hanya Inisiatif Pemerintah

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Durotul Hikmah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X