Bisnisbandung.com - Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Romahurmuziy, mengungkap alasan di balik kegagalan partainya lolos ke parlemen dalam Pemilu 2024 serta strategi yang tengah dirancang untuk menyelamatkan eksistensi PPP ke depan.
Romahurmuziy menyampaikan bahwa sejak era reformasi, belum ada satu pun partai politik yang mampu kembali ke DPR setelah terlempar dari Senayan.
“Sejarahnya, bahwa sejak tahun '98 itu belum ada satu pun partai yang sudah terlempar dari Senayan, mampu kembali. Dan hari ini kita tahu, PPP pada Pemilu 2024 itu sudah terlempar dari Senayan,” jelasnya dilansir dari youtube Metro TV.
Baca Juga: Preman Dibina di Barak Militer dan Polri, Dedi Mulyadi: Pemerintah Harus Membuat Ruang Kesadaran
PPP kini berada dalam kondisi serupa, setelah gagal memenuhi ambang batas parlemen pada Pemilu 2024 lalu. Menurut Romi, perubahan drastis dalam perilaku pemilih menjadi tantangan utama.
Meskipun PPP dipimpin oleh sosok kader murni seperti Plt Ketua Umum Muhammad Mardiono yang memiliki pengalaman struktural dari bawah hingga ke pusat, partai tetap tidak mampu bersaing secara optimal dengan partai-partai lain.
“Sehingga saya menilai, tidak ada lagi figur di dalam ini yang memang mampu untuk menghadapi effort yang maha berat itu,” lugasnya.
Ia menilai, tantangan besar yang dihadapi PPP saat ini membutuhkan sosok pemimpin yang tidak hanya memiliki kekuatan logistik, namun juga ketokohan yang tinggi.
Kombinasi antara popularitas dan dukungan dana politik menjadi faktor penting dalam kompetisi politik modern.
Dalam rangka itu, sejumlah tokoh dari luar partai disebut telah berdiskusi dengan jajaran PPP, termasuk figur-figur nasional seperti Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Jenderal (Purn) Dudung Abdurachman.
Meski belum ada kesepakatan, langkah ini menunjukkan keterbukaan PPP terhadap gagasan baru untuk kebangkitan partai.
Romahurmuziy juga menyoroti tiga peluang konstitusional yang bisa dimanfaatkan PPP untuk bangkit. Pertama, ambang batas parlemen pada Pemilu 2029 yang diperkirakan hanya 1–1,5 persen, jauh di bawah perolehan suara PPP pada 2024 sebesar 3,8 persen.
Artikel Terkait
Blak-blakan! Sandiaga Uno Tak Berani Ajak Jokowi Gabung PPP, Ini Sebabnya?
Adi Prayitno Bongkar Peluang dan Tantangan Calon Ketua Umum PPP
Persoalkan Wacana Kenaikan Dana Partai: Dari 100 ke 1.000 Tak Berdampak, Sekarang Mau 10.000?
Dana Parpol Naik 10 Kali Lipat, Ketum PBB: Supaya Partai Menjalankan Fungsi Pendidikan Politiknya
Katanya Efisiensi, Kok Mau Bagi-bagi Anggaran ke Partai? Pengamat Angkat Bicara
PDIP Desak Klarifikasi Budi Arie Soal Pencatutan Nama Partai dalam Isu Judi Online