Sementara itu, Indonesia dinilai masih terjebak dalam kekhawatiran domestik tanpa langkah antisipatif yang strategis.
“Nah, Indonesia mulai cemas, sebetulnya. Dan kecemasan itu juga jadi jebakan,
bahwa kita tidak mampu untuk punya kesiapan fundamental,” ujarnya.
Rocky menekankan pentingnya kesiapan intelektual dan analisis yang mendalam untuk memahami perubahan besar ini.
“Padahal, yang diperlukan hari-hari ini bukan hanya daya tahan fundamental, tetapi kita berhadapan dengan sebut saja ‘a new kind of normal’, atau the new normal yang dibuat oleh Trump,” ucapnya.
Dalam menghadapi “normal baru” yang diciptakan oleh kebijakan Donald Trump, daya tahan ekonomi saja tidak cukup dibutuhkan pula ketajaman geopolitik dan visi jangka panjang.***
Baca Juga: Jakarta Dipenuhi Pendatang Baru, Bagaimana Pramono Anung Mengelola Urbanisasi? Tanggapan Chico Hakim
Artikel Terkait
Kebijakan Campur Aduk, Ekonom Sebut Donald Trump Bikin Amerika Mengucilkan Diri Sendiri
Perang Dagang AS vs Cina, Warga Amerika Mengeluh dengan Dampak Kebijakan Tarif Donald Trump
Sengit! Perang AI Amerika Serikat vs China, Raymond Chin: Hidup Kalian Bakal Diatur Siapa?
China Unggul di Software, Amerika Serikat Kuat di Hardware, Lebih Berharga Mana?
Teknologi China Guncang Amerika Serikat, Apa Dampaknya untuk Indonesia?
Amerika Makin Agresif, Sri Mulyani: Prabowo Siapkan Jurus Lindungi Ekonomi RI