bisnisbandung.com - Perjalanan reformasi Indonesia yang telah berlangsung selama 27 tahun kini berada di persimpangan jalan.
Pengamat politik Faizal Assegaf menilai bahwa arah dan tujuan reformasi semakin kabur, ditandai dengan melemahnya peran negara dan semakin kuatnya cengkeraman oligarki serta para pelaku korupsi.
Menurutnya, kondisi ini menciptakan situasi yang mengkhawatirkan bagi masa depan demokrasi Indonesia.
Faizal Assegaf menyoroti posisi Presiden Prabowo Subianto yang dianggap memiliki gaya kepemimpinan berbeda.
Baca Juga: Pasar Saham Babak Belur, M Sobary: Ini Akibat Investor Tak Percaya Pemerintah!
Sebagai mantan tokoh oposisi yang sering terlibat dalam aksi massa dan demonstrasi besar, Prabowo kini tampak berbeda dalam merespons tekanan dari kelompok yang menentang kebijakan pemerintah, terutama terkait Undang-Undang TNI.
Menurut Faizal, sikap Prabowo yang cenderung tidak menghiraukan tekanan kelompok anti-Undang-Undang TNI menjadi salah satu faktor yang memicu semakin tajamnya benturan antara mahasiswa dan aparat.
“Mungkin faktor itu membuat Prabowo cuek merespon tekanan kelompok anti UU TNI melalui aksi anarkis. Coba cara lain, misal melalui pendekatan dialog. Bisa jadi Istana akan membuka pintu dan merespon aspirasi pendemo,” terangnya dalam cuitan di akun X pribadinya.
Baca Juga: Mudik Aman dan Nyaman! Dedi Mulyadi Ingatkan Pemudik untuk Waspada di Perjalanan
Padahal, ia menilai, pendekatan dialogis masih mungkin dilakukan untuk meredakan ketegangan dan membuka ruang komunikasi antara pihak demonstran dan pemerintah.
“Tapi lepas dari ihwal di atas, baik mahasiswa maupun aparat harus menemukan cara yang manusiawi agar tidak terjebak adu benturan. Sebab yg mendulang faedah adalah Jokowi, Gibran, oligarki dan koruptor kakap,” lanjutnya.
Faizal juga menekankan bahwa demokrasi Indonesia semakin tersandera oleh hegemoni oligarki dan kejahatan korupsi.
Ia melihat bahwa rakyat semakin terpojok di tengah situasi sosial-politik yang penuh ketidakadilan.
Baca Juga: Habis Revisi UU TNI Terbitlah Revisi UU Polri, Muradi: Perlukah?
Artikel Terkait
Jokowi Murka! Adi Prayitno: Kesabaran Jokowi Ada Batasnya, Terlalu Sering Dituding PDIP
Halu Banget! M Sobary Sindir Jokowi: PSI Partai Super Tbk
Setelah ‘Perang Dingin’, Adi Prayitno: Jokowi & Puan Maharani Tampil Harmonis di Bukber NasDem
Siapa Presiden Sebenarnya? Mahfud MD: Jika Benar Menteri Minta Perlindungan ke Jokowi, Itu Tragedi Bangsa
Tuduhan Ijazah Palsu Jokowi Kembali Beredar, Ade Armando: Ini Faktanya!
Jokowi Disebut Bisa Hancurkan PDI-P, Ikrar Nusa Bhakti Ingatkan Bahaya Cawe-Cawe Politik