27 Tahun Reformasi Dikhianati, Faizal Assegaf: Prabowo dan TNI Sedang Dijebak

photo author
- Jumat, 21 Maret 2025 | 20:05 WIB
Faizal Assegaf (Tangkap layar youtube Indonesia Lawyers Club)
Faizal Assegaf (Tangkap layar youtube Indonesia Lawyers Club)

Bisnisbandung.com - Aktivis politik Faizal Assegaf menyuarakan kritik tajam terhadap perkembangan politik Indonesia setelah 27 tahun reformasi.

Ia menilai bahwa semangat reformasi yang semula bertujuan memperkuat demokrasi dan menghapus dwi fungsi militer kini justru dikhianati oleh dominasi kelompok sipil.

“Sistem pemerintahan tidak boleh dibajak oleh hegemoni satu kelompok tertentu. Klaim legitimasi sipil lebih unggul dari militer, faktanya 27 tahun reformasi dikhianati oleh dominasi sipil,” jelasnya di lansir dari akun X@ Faizal Assegaf.

Baca Juga: Dibandingkan Mata Uang Regional, Rupiah Masih Stabil? Ini Analisisnya!

 Lebih jauh, Faizal mengungkapkan adanya skenario yang menurutnya berpotensi menjebak Prabowo Subianto dan institusi TNI di tengah pusaran politik yang kian memanas.

Dalam analisisnya, Faizal mengkritik perjalanan kekuasaan pascareformasi, terutama masa pemerintahan Megawati dan Jokowi yang disebutnya kental dengan praktik oligarki dan dominasi sipil yang menyimpang.

 Menurut Faizal, alih-alih memperkuat demokrasi, pemerintahan Megawati diwarnai dengan kebijakan kontroversial seperti penjualan aset negara ke pihak asing, pengampunan konglomerat hitam, dan skandal BLBI yang merugikan negara hingga ratusan triliun rupiah.

Baca Juga: 30 Rumah Ambruk di Kabupaten Bandung Barat! Dedi Mulyadi & Bupati Jeje Turun Tangan

Kritik serupa juga diarahkan pada pemerintahan Jokowi yang menurutnya semakin jauh dari semangat reformasi.

 Ia menilai bahwa dekade pemerintahan Jokowi meninggalkan jejak buruk berupa lonjakan utang luar negeri, maraknya korupsi di berbagai sektor, serta kebijakan hukum yang cenderung melindungi kepentingan oligarki.

Faizal Assegaf mengingatkan bahwa situasi politik terkini memunculkan kembali dikotomi sipil-militer yang berpotensi memecah belah bangsa.

“Jokowi dan Megawati bermain drama politik. Seolah berantam, tapi di balik layar saling melindungi. Kini, pelan-pelan jejaring PDIP dan Jokowi menggiring publik membenci TNI,” tulisnya.

Ia mencermati bahwa di tengah pemerintahan Prabowo yang baru berjalan, terdapat upaya untuk menciptakan sentimen negatif terhadap TNI dengan menggiring persepsi publik agar memusuhi institusi tersebut.

Baca Juga: Fasilitas Negara Bukan untuk Pribadi, Dedi Mulyadi Larang ASN Pakai Mobil Dinas untuk Mudik

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X