Bisnisbandung.com - Silaturahmi Presiden Prabowo Subianto bersama para rektor perguruan tinggi se-Indonesia menimbulkan beragam tafsir.
Dalam pertemuan yang dihadiri 184 rektor dari universitas negeri, swasta, dan keagamaan itu Prabowo menyampaikan pidato pembuka namun diskusi utama dilakukan tertutup.
Pengamat politik sekaligus mantan akademisi Prof Ikrar Nusa Bhakti menyoroti langkah ini.
Baca Juga: Dibandingkan Mata Uang Regional, Rupiah Masih Stabil? Ini Analisisnya!
“Mengapa pertemuan dengan kalangan akademisi harus tertutup? Ini membuat kita bertanya-tanya, apakah ada agenda untuk membungkam suara kampus?” kritik Ikrar Nusa Bhakti melalui kanal YouTube-nya.
Prabowo kerap menyatakan dirinya terbuka terhadap kritik termasuk dari kalangan mahasiswa.
Namun responsnya terhadap kritik terkait ukuran kabinet yang dianggap "gemuk" memantik perhatian.
Mahasiswa yang menyoroti jumlah pejabat yang mencapai 109 orang sempat dijawab Prabowo dengan candaan "Nasmu gemoi" yang dinilai sinis oleh sebagian pihak.
Baca Juga: Tembus 16.500, Kenapa Rupiah Melemah Menjelang Lebaran? Analisis Ekonom Bahana Sekuritas
Selain itu Ikrar Nusa Bhakti mengaitkan mundurnya Menristekdikti sebelumnya Satrio sebagai bagian dari upaya meredam dinamika kampus.
“Satrio menyebut dirinya diminta meredam kampus agar tak ada demo. Padahal demonstrasi bagian dari demokrasi,” ungkapnya.
Sorotan juga mengarah pada kasus gelar doktor Bahlil Lahadalia dari UI yang sempat menuai polemik.
Guru besar UI mencabut gelar tersebut karena pelanggaran etik akademik.
Namun tidak ada sikap tegas dari Prabowo terkait hal ini.
Baca Juga: Abuse of Power atau Respons Psikologis? Soal Kasus Penembakan oleh Oknum TNI
Artikel Terkait
Adi Prayitno: Presiden Prabowo Geram, Minyakita Dikurangi Takaran & Harga Naik!
Jangan Cuma Naikan Pajak dan Potong Anggaran! Adian Napitupulu Tawarkan Solusi Kreatif Atasi Defisit
30 Rumah Ambruk di Kabupaten Bandung Barat! Dedi Mulyadi & Bupati Jeje Turun Tangan
Fasilitas Negara Bukan untuk Pribadi, Dedi Mulyadi Larang ASN Pakai Mobil Dinas untuk Mudik
Jawa Barat Krisis Sampah, Dedi Mulyadi Siapkan Solusi Bareng Babinsa
Menteri Pariwisata Widiyanti Sentil Dedi Mulyadi, Jangan Bongkar Wisata Puncak Sepihak!