Krisis 98 Bisa Terulang, Rocky Gerung: Sinyal SBY dari Tokyo Tak Bisa Diabaikan!

Rocky Gerung menilai bahwa beban ekonomi yang diwarisi Prabowo dari pemerintahan sebelumnya menjadi tantangan besar.

Utang yang menumpuk, ketidakpastian kebijakan, serta polemik politik di dalam negeri disebutnya sebagai faktor-faktor yang dapat memperburuk keadaan.

Dalam pernyataannya dari Tokyo, SBY meminta agar pemerintahan Prabowo lebih mendengar suara kritis masyarakat.

Rocky Gerung menafsirkan ini sebagai sinyal bahwa situasi saat ini tidak bisa dianggap remeh.

Baca Juga: Marak Kasus Korupsi Terbongkar, Rinny Budoyo Soroti Tindak Lanjut yang Masih Dipertanyakan

"SBY memberi sinyal kuat bahwa potensi protes besar bisa terjadi. Tapi dia juga percaya Prabowo mampu mengelola kritik dan tantangan ini," kata Rocky Gerung.

SBY yang pernah memimpin Indonesia selama 10 tahun disebut Rocky Gerung memahami betul situasi politik saat ini dan tantangan yang dihadapi Prabowo.

Menurutnya SBY mencoba mengingatkan pemerintah agar lebih peka terhadap dinamika politik dan ekonomi yang tengah berkembang.

Rocky Gerung juga menyinggung ketidaksabaran publik terhadap berbagai isu mulai dari masalah ekonomi hingga polemik politik seputar Presiden Jokowi dan keluarganya.

Baca Juga: Respons Defensif Jokowi Soal Korupsi Pertamina, Alifurrahman Bandingkan Reaksi saat Kasus Kaesang

Ia menyebut bahwa persepsi publik terhadap Prabowo mulai berubah akibat beban politik yang diwarisinya.

"Banyak yang menuntut Prabowo mengambil jarak dari Jokowi. Bahkan ada yang mendesak agar Jokowi diadili. Ini tekanan politik yang tidak bisa diabaikan," ujarnya.

Rocky Gerung menilai bahwa jika pemerintahan Prabowo gagal mengelola situasi ini dengan baik maka potensi instabilitas bisa semakin besar.

Ia menyarankan agar Prabowo lebih fokus pada strategi jangka panjang dan menghindari kebijakan yang hanya bersifat reaktif.

Baca Juga: THR Ojol Jangan Hanya Memikirkan yang Muslim, Analis Khoirul Umam: Non Muslim Tetap Dipikirkan