bisnisbandung.com - Pemerintah saat ini dinilai semakin mengabaikan prinsip tata kelola yang baik atau good governance.
Menurut Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA), Yustinus Prastowo, terdapat kecenderungan sikap terlalu percaya diri dalam pengambilan kebijakan, yang justru mengabaikan proses yang transparan dan akuntabel.
“Kita melihat ada gejala satu sisi kepercayaan diri yang terlampau tinggi bahwa semua hal bisa dikerjakan dalam sekejap dan dengan mudah. Konsekuensinya, mengabaikan tata kelola yang baik,” lugasnya dilansir dari youtube MPTV.
Baca Juga: Kasus Pertamina Jangan Hanya Operator Lapangan yang Dihukum! Henri Subiakto Beri Sorotan
Hal ini terlihat dari penyusunan undang-undang dan regulasi yang dilakukan tanpa mempertimbangkan prinsip-prinsip good governance.
“Perumusan satu undang-undang, aturan pemerintah, dan lain-lain yang mengabaikan good governance itu saya rasa memprihatinkan,” lanjutnya.
Kurangnya tata kelola yang baik menyebabkan dampak negatif terhadap kepercayaan publik dan pasar.
Baca Juga: Polemik Kenaikan Pangkat Seskab Teddy, Denny Siregar: Negara Jadi Tak Berwibawa
Pasar, yang beroperasi berdasarkan kalkulasi ekonomi dan intuisi bisnis, bereaksi terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai tidak transparan.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus mengalami tekanan dan mencatat posisi terendah dalam empat bulan terakhir.
Selain itu, nilai tukar rupiah yang bertahan di angka 16.400-an juga menunjukkan sentimen negatif dari pelaku bisnis dan investor.
Ketidakpastian kebijakan juga berdampak langsung pada masyarakat. Jika kondisi ekonomi terus memburuk, maka rakyat akan menghadapi kenaikan harga barang dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pokok.
Oleh karena itu, pengelolaan negara tidak bisa hanya berlandaskan logika akuntansi semata, tetapi juga harus selaras dengan amanat konstitusi dan kepentingan rakyat secara luas.
Baca Juga: Said Didu: Tak Mungkin Direksi Pertamina Gaji 3 Miliar Main Sendiri
Artikel Terkait
‘Tiga Cara Mematikan Demokrasi’ Anies Baswedan Sentil Jokowi dan Prabowo? Pandangan Adi Prayitno
Tiga Titik Api Politik Indonesia, Eep Saefulloh Sebut Prabowo, Jokowi dan Megawati
Janji Efisiensi Prabowo Dipertanyakan, Mohamad Sobary: Cuma Wacana!
Uji Konsistensi Prabowo, Sobary: Antara Janji Politik dan Realita Pemerintahan
IKN Jadi Proyek Strategis Nasional, Hersubeno Arief: Mengapa Pak Prabowo Memaksakan?
Said Didu Soroti Mafia Migas Masih Berkeliaran, Mampukah Prabowo Menumpas?