Selain itu ada juga tersangka dari pihak broker termasuk PT Jenggala.
Aulia Postiera menilai bahwa sektor migas memang sangat rentan terhadap praktik korupsi, terutama karena ada monopoli dan kekuasaan yang terlalu dominan.
Ia menyebut bahwa kurangnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan BBM menjadi faktor utama mengapa praktik korupsi ini terus terjadi.
Ia pun menekankan pentingnya evaluasi dan pengawasan ketat terhadap tata kelola migas di Indonesia.
Baca Juga: Muslim Cham Hanya Ramadan Selama 15 Hari, Simak Seluk-Beluknya!
Menurutnya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), DPR, dan SKK Migas harus memperkuat sistem pengawasan agar korupsi semacam ini bisa dicegah sejak awal.
"Kalau tidak ada perbaikan sistem dan kemauan politik yang kuat praktik ini akan terus berulang. Korupsi di sektor migas ini bukan hanya merugikan negara tapi juga masyarakat yang terpaksa membeli BBM dengan harga tinggi tanpa mendapatkan kualitas yang sepadan," tambahnya.
Kasus ini tengah ditangani oleh Kejaksaan Agung dan publik berharap ada transparansi dalam proses hukumnya.
Baca Juga: Jaksa Suap dan Gratifikasi! Jhon Sitorus: Bagaimana Kejaksaan Bisa Dipercaya?
Aulia Postiera mengingatkan bahwa perlu keberanian dan kejujuran dari semua pihak untuk membongkar tuntas skandal ini.
"Tanpa dukungan publik dan penegak hukum yang berani kasus-kasus korupsi di sektor migas akan sulit diberantas. Ini adalah persoalan serius yang harus diselesaikan dengan komitmen tinggi dari semua pihak," tutup Aulia Postiera.***
Artikel Terkait
Dedi Mulyadi Ubah Jam Kerja ASN Jabar saat Ramadan, Ini Alasannya
Tasikmalaya Kembali Diterjang Bencana, Puluhan Rumah Roboh! Ini Solusi dari Dedi Mulyadi
Ahok Siap Bersaksi di Kasus Korupsi Pertamina, Adi Prayitno: Ini Momen yang Pas!
Tausiyah Ramadan Rocky Gerung, Dari Qana'ah hingga Kritik terhadap Penguasa
Anies Baswedan Siap Maju 2029? Ini Analisis Adi Prayitno
Disertasi Doktor Oplosan! Rudi S Kamri: Malu Gak Bahlil?