Dugaan permainan dalam pengadaan aditif juga menjadi sorotan. Ahok menduga ada oknum yang berusaha menekan Pertamina agar membeli aditif melalui mekanisme tender yang tidak sah.
Bahkan, ada indikasi keterlibatan oknum dari lembaga audit yang berperan sebagai penghubung untuk memastikan aditif tersebut dibeli dengan skema tertentu.
Beberapa pimpinan di Patra Niaga diduga mendapatkan tekanan untuk menandatangani persetujuan pengadaan, dengan ancaman kelangkaan barang di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Baca Juga: Seruan Salemba! Guru Besar Dukung Mahasiswa, Rocky Gerung: Prabowo Tak Bisa Lagi Anggap Remeh
Menurut Ahok, salah satu Direktur Utama Patra Niaga sebelumnya bahkan dicopot karena menolak menandatangani pengadaan aditif tersebut.
“Kalau saya curiga, ya saya curiga ini ada permainan. Bekas satu Dirut Patra Niaga dipecat karena saya tidak tahu, tapi diduga karena dia tidak mau menandatangani pengadaan aditif itu,” tuturnya.
Ia menilai bahwa praktik semacam ini telah berlangsung lama dan sulit dihentikan karena adanya kepentingan berbagai pihak.***
Baca Juga: Awal Puasa di Indonesia Tak Sama dengan Malaysia & Brunei? Ini Kata Menteri Agama Nasaruddin
Artikel Terkait
“Kalian Menipu Rakyat!” Said Didu Geram dengan Kasus Korupsi Pertamina
Bukan Cuma Korupsi di Pertamina! Adi Prayitno: di Tempat Lain Mesti Diuber
Isu Pertamax Oplosan Merebak, Begini Klarifikasi Resmi Pertamina
Pertamax Rasa Pertalite, Hendri Satrio Soroti Dugaan Korupsi 968 Triliun di Pertamina
Siapa yang Percaya Pertamina? Alifurrahman: Harusnya Minta Maaf Malah Membantah
Mahfud MD: Kejagung Berani Usut Korupsi Pertamina Karena Restu Prabowo