bisnisbandung.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menjadi sorotan, dalam menghadapi kasus hukum yang melibatkan Sekjen partai, Hasto Kristiyanto.
Menurut politisi senior, Zulfan Lindan, respons PDIP terhadap kasus ini lebih didasarkan pada loyalitas terhadap Ketua Umum Megawati Soekarnoputri daripada pertimbangan rasional.
“Prinsip Ibu Mega, kalau dia sudah melihat seseorang yang loyal kepada dia, katakanlah seperti Hasto, kemudian terjadi sesuatu kepada orang yang loyal, dia akan bela, dia akan pasang badan,” jelasnya dilansir dari youtube Zulfan Lindan Unpacking.
Ia menilai bahwa sikap Megawati memainkan peran penting dalam menentukan respons partai terhadap masalah internal.
Baca Juga: Alifurrahman Menilai PSI Tidak Mampu Berargumen, Data OCCRP Disebut Suara Barisan Sakit Hati
Megawati dikenal sebagai sosok yang tidak segan pasang badan untuk membela orang-orang loyal di lingkarannya, termasuk Hasto.
Loyalitas ini, kata Zulfan, telah menjadi prinsip yang melekat pada kepemimpinan Megawati selama lebih dari satu dekade.
“Kalau Ibu Mega melepas kasus Hasto ini jalan sendiri, dia tidak mau ikut-ikutan membackup, misalnya. Ya, tentu yang lain juga diam,” ungkapnya.
Fenomena ini tampak jelas dalam reaksi elit PDIP yang dinilai emosional dalam menyikapi kasus Hasto.
Baca Juga: Akrobat Politik Gibran Berisiko, Eep Saefulloh Sebut Itu Bisa Menjadi Jebakan
Mereka cenderung membela Megawati sebagai simbol partai, bukan semata-mata membela institusi PDIP.
Sikap ini menjelaskan mengapa PDIP terlihat begitu solid, meskipun langkah-langkah yang diambil terkadang kurang mempertimbangkan aspek rasionalitas.
“Rasionalnya kuranglah. Lebih banyak emosionalnya. Karena yang dilihat itu faktor Ibu Mega sebagai ketua umum,” lugasnya.
Baca Juga: OCCRP Dituding ‘Ngawur’ oleh Pendukung Jokowi, Rocky Gerung: Cara Berpikir yang Dungu
Artikel Terkait
Adi Prayitno: Pecah Kongsi PDIP dan Jokowi Tidak Pernah Diperediksi Siapapun
Jokowi vs PDIP, Rocky Gerung: Siapa yang Akan Bertahan di Tengah Konflik Politik
PDIP Semakin Genting, Alifurrahman: Segera Jadikan Puan Ketum dan Percepat Kongres 2025
PDIP di Ujung Perpecahan, Ikrar Nusa Bhakti: Akankah Sejarah Kelam 27 Juli 1996 Terulang?
Keakraban Anies dan Ahok Jadi Perbincangan, PDIP: 2029 Masih Terlalu Jauh untuk Dibicarakan
Jangan Tebang Pilih! PDIP Ungkap 40 Orang Lebih Jadi Tersangka KPK Tidak Ditahan, Hasto akan Kooperatif