bisnisbandung.com - Pegiat media sosial Alifurrahman menilai pembelaan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terhadap data yang dirilis oleh OCCRP terkait Jokowi sebagai langkah yang tidak berdasar.
Menurutnya, PSI tampaknya tidak mampu memberikan argumen yang kuat dan justru membawa hasil Pilpres 2024. Mereka menyatakan para barisan sakit hati penyebab Jokowi masuk nominasi.
Alifurrahman menegaskan bahwa OCCRP, sebagai lembaga internasional yang terkemuka, tidak terkait dengan hasil Pilpres Indonesia dan memiliki reputasi dalam menyajikan data yang valid dan terverifikasi.
Ia menilai tuduhan PSI yang menyebutkan laporan tersebut sebagai "suara barisan sakit hati" dan imbas dari kekalahan Pilpres adalah argumen yang tidak relevan dengan fakta yang ada.
Baca Juga: Andy Budiman: Klarifikasi OCCRP Buktikan Jokowi Bebas dari Tuduhan!
“Tapi kalau semua dikembalikan kepada hasil Pilpres, ini kan menunjukkan bahwa nampaknya memang PSI ini tidak mampu untuk berargumen. Jadi enggak ketumnya, enggak anggotanya, sama aja sebenarnya,” tegasnya dilansir dari youtube Seword TV.
Baginya, jika OCCRP merilis data terkait Jokowi, itu adalah hasil dari investigasi dan cross-check yang mendalam, bukan semata-mata opini atau rekayasa.
Salah satu poin yang disoroti Alifurrahman adalah pendekatan PSI yang terus-menerus mengaitkan segala permasalahan dengan Pilpres 2024.
Ia menganggap bahwa meskipun Pilpres sudah selesai dan Prabowo Subianto kini menjabat sebagai Presiden, PSI tampaknya masih terjebak dalam narasi yang berkaitan dengan kekalahan tersebut.
Baca Juga: Rocky Gerung Kritik PBNU, Kenapa Bela Jokowi dalam Kasus OCCRP?
Alifurrahman beranggapn hal ini menunjukkan bahwa PSI kesulitan untuk berargumen dengan isu yang ada dan cenderung mengalihkan perhatian ke masa lalu.
Ia menanggapi klaim PSI yang meragukan integritas laporan OCCRP dengan menyebutkan bahwa jika banyak pihak yang memilih Jokowi sebagai tokoh terkorup 2024, itu bukan tanpa alasan.
Laporan OCCRP berdasar pada penelitian mendalam dan tidak akan sembarangan mengeluarkan hasil tanpa data yang valid.
Baca Juga: MK Batalkan Ambang Batas, Adi Prayitno: Gibran dan Anies Bisa Maju Tanpa Partai Besar
Artikel Terkait
Islah Bahrawi Kritik Loyalis Jokowi Singgung Bahaya Pemujaan Buta dalam Demokrasi dan Kejatuhan Logika
OCCRP Sebut Jokowi Salah Satu Tokoh Terkorup Dunia, Begini Respons KPK
Ade Armando Bongkar Kesalahpahaman di Balik Framing Korupsi Jokowi
Selamat Ginting: Jokowi Dari Pemimpin Merakyat ke Tudingan Korupsi
Rocky Gerung Kritik PBNU, Kenapa Bela Jokowi dalam Kasus OCCRP?
Andy Budiman: Klarifikasi OCCRP Buktikan Jokowi Bebas dari Tuduhan!