"OCCRP bekerja berdasarkan data independen dan transparansi. Sementara lembaga survei di Indonesia sering kali diongkosi oleh penguasa," katanya.
Ia menambahkan laporan OCCRP menunjukkan perspektif internasional yang tidak bisa dipengaruhi oleh kekuatan politik lokal.
Rocky Gerung memprediksi setelah Jokowi lengser data-data tentang dugaan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan akan terus bermunculan.
"Ini baru awal. Ketika ada dokumen yang terbuka di luar negeri, pendukung Jokowi semakin sulit membela," ungkapnya.
Baca Juga: Ray Rangkuti Ungkap Kasus Hasto Kristiyanto dan Jejak Kekuasaan di Balik Penetapan Tersangka
Ia juga menyoroti kemungkinan munculnya data dari pihak-pihak seperti Hasto Kristiyanto dan Andi Widjajanto yang mungkin akan memperburuk citra pemerintahan Jokowi di masa mendatang.
Rocky Gerung menilai reaksi defensif para pendukung Jokowi terhadap laporan OCCRP justru menunjukkan kelemahan.
"Kita harus fair menerima kritik, baik domestik maupun internasional," tutupnya.
Menurut Rocky Gerung laporan OCCRP adalah cerminan persepsi global terhadap kepemimpinan Jokowi dan menjadi tantangan besar bagi pendukungnya untuk memberikan pembelaan yang berdasar.***
Artikel Terkait
Era Baru Dimulai! Rocky Gerung: Presidential Threshold Nol Persen, Dinasti Jokowi Tamat
Ambang Batas 20% Gugur, Adi Prayitno Sebut Demokrasi Indonesia Bangkit
OCCRP Sebut Jokowi Salah Satu Tokoh Terkorup Dunia, Begini Respons KPK
MK Hapus Presidential Threshold, Mahfud: Hak Rakyat Kembali
Klarifikasi Ronny Sompie Usai Diperiksa KPK, Bongkar Perlintasan Harun Masiku Tahun 2020
Usai Ambang Batas Dihapus, Ferri Nuzarli: Partai Buruh Siap Bertarung di Pilpres 2029