Dari kaca mata Eep Saefulloh, hubungan ini lebih kompleks. Prabowo bukan hanya berterima kasih atas masa lalu, tetapi juga fokus pada masa depan politiknya, yang mengharuskannya menjalin hubungan strategis dengan Megawati.
Ia mencatat bahwa perjuangan politik Prabowo selama lebih dari dua dekade untuk mencapai kursi presiden membuat kontribusi Jokowi terlihat proporsional.
Jokowi, di sisi lain, juga mendapatkan keuntungan besar, seperti mengangkat putranya, Gibran Rakabuming Raka, ke posisi wakil presiden.
Eep Saefulloh menilai bahwa neraca hubungan antara Prabowo dan Jokowi lebih seimbang daripada yang dipikirkan banyak orang.
Baca Juga: Rakyat di Pinggir Jalan Saja Ngerti, Sindiran Prabowo soal Vonis Ringan Koruptor
“Jadi menurut hemat saya, jangan pernah membayangkan bahwa Prabowo sebegitu rendahnya di hadapan Jokowi. Prabowo bukan hanya menerima, tetapi memberi sesuatu,” lugasnya.
Konflik antara Jokowi dan Megawati serta posisi Prabowo yang berada di tengah-tengahnya menunjukkan kerumitan politik Indonesia pasca-pergantian kekuasaan pada Oktober 2024.
Ia menegaskan bahwa konflik ini akan terus berkembang, melibatkan lebih banyak aktor, dan berdampak signifikan pada kehidupan politik dan pemerintahan Indonesia dalam lima tahun mendatang.***
Baca Juga: Lindungi Rakyat Indonesia! Prabowo Ancam Tenggelamkan Kapal Penyelundup
Artikel Terkait
Reaksi Soal Klaim Connie Simpan Bukti, Rocky Gerung: Ibu Mega Tidak Mungkin Ditaklukan Jokowi
Rocky Gerung: Hasto Siap Perang Panjang dengan Jokowi, Lawan Upaya Mengambil Alih PDIP
Adi Prayitno: Pecah Kongsi PDIP dan Jokowi Tidak Pernah Diperediksi Siapapun
Silfester Matutina Sebut Jokowi Jadi Momok Bagi PDIP, Begini Alasannya
Yudhi Soenarto Sindir Fadli Zon, Pengkritik Jokowi yang Enggan Dikritik
Ikrar Nusa Bhakti: Megawati Target Terakhir Ambisi Politik Jokowi?