Rocky Gerung membandingkan gaya kepemimpinan Jokowi dan Prabowo dalam menghadapi oligarki.
"Prabowo sudah menunjukkan kebijakan yang lebih pro-rakyat seperti menaikkan UMP dalam dua bulan pertama. Ini jelas berseberangan dengan pola akumulasi kapital yang didorong di era Jokowi," ungkapnya.
Menurutnya langkah Prabowo untuk memprioritaskan keadilan sosial berpotensi mengganggu kepentingan oligarki.
"Ada pergeseran paradigma dari akumulasi kapital ke distribusi kesejahteraan. Ini yang membuat oligarki gelisah," ujar Rocky Gerung.
Rocky Gerung menduga pertemuan Mochtar Riady dengan Jokowi juga berkaitan dengan persiapan menghadapi pemerintahan baru.
"Mungkin mereka sedang mencari kepastian apakah investasi besar yang dilakukan di era Jokowi punya masa depan di era Prabowo," ujarnya.
Ia juga menyebut peran Gibran sebagai Wakil Presiden terpilih yang kemungkinan menjadi "jembatan" bagi oligarki untuk mempertahankan pengaruhnya di kabinet Prabowo.
"Pesan dari pertemuan ini bisa jadi disampaikan melalui Jokowi kepada Gibran," ucapnya.
Baca Juga: ADPMET Sampaikan dalam Rakornas Keprihatinan atas Kriminalisasi BUMD Migas Pengelola PI-10%
Rocky Gerung mengingatkan bahwa relasi antara modal dan kekuasaan selalu membawa dampak besar bagi rakyat.
"Kita perlu terus mengawasi apakah arah kebijakan ke depan akan lebih pro-rakyat atau tetap mengutamakan oligarki," tutupnya.***
Artikel Terkait
Soroti Transparansi Baznas, Gibran: Kepercayaan Publik Harus Dijaga
Kisruh Kepemimpinan PMI, Agung Laksono: Jusuf Kalla Sudah Tiga Periode
Ridwan Kamil-Suswono Akui Kekalahan, Titip Aspirasi 40% Pemilih ke Pramono-Rano
Prabowo Roasting Bahlil Lahadalia, Pintar Meski Universitasnya Gak Terdeteksi Google
Kritik Rocky Gerung untuk Gus Miftah, Komitmen Etika Harus Dijaga!
Rocky Gerung Bahas Roasting Prabowo ke Bahlil Lahadalia, Taktik Politik atau Sekadar Candaan