Bisnisbandung.com - Dalam suasana panas menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024 pengamat politik Mohamad Sobary mengungkap fenomena menarik yang ia anggap memalukan.
Para calon kepala daerah mulai dari calon gubernur hingga wali kota ramai-ramai mendatangi sosok yang dikenal sebagai "Mbah Mulyono," meskipun secara resmi ia sudah tidak lagi memiliki jabatan apa pun.
Sobary menyebut fenomena ini sebagai cerminan ironi politik terutama di Jawa Tengah.
Baca Juga: BRI Tawarkan Investasi Sukuk Tabungan ST013 dengan Kemudahan Akses di BRImo
"Ketika dia sudah bukan apa-apa secara formal tapi masih saja ada yang datang sowan. Ini aneh" ujar Sobary dalam youtube Anak Bangsa TV.
Sobary menjelaskan calon kepala daerah yang didukung Mbah Mulyono justru mengalami penurunan elektabilitas.
Sebaliknya rivalnya dari PDIP justru semakin kuat dan populer.
"Ini seperti postur yang nyungsep, terlupakan oleh masyarakat," katanya.
Meskipun demikian menurut Sobary kehadiran Mbah Mulyono tetap menjadi daya tarik bagi sejumlah kandidat.
Hal ini memperlihatkan bagaimana kekuasaan informal masih memiliki peran besar dalam politik lokal meski sering kali dianggap di luar nalar.
Lebih jauh Sobary menyoroti desas-desus tentang permintaan agar mantan presiden turun menjadi juru kampanye (jurkam) bagi calon yang didukung Mbah Mulyono.
Namun ajakan itu ditolak. "Dia menolak turun, bukan karena kampanye itu merendahkan tetapi karena dia tidak yakin. Kalau kalah itu akan sangat memalukan," ungkap Sobary.
Menurutnya ada dua alasan utama di balik penolakan ini.
Baca Juga: BRI Tingkatkan Pemberdayaan Perempuan di Indonesia, Raih Penghargaan WEPs Awards 2024
Artikel Terkait
Ambisi Hasto, Andika, Bambang Pacul, dan Isu Elektabilitas, Zulfan Lindan: PDI Perjuangan di Persimpangan Jalan
Tolak Konflik di Laut China Selatan, Prabowo Tegaskan Kedaulatan Indonesia
Mengenal Darmawan Prasodjo, Karier Gemilang yang Membawanya Hingga Direktur Utama PLN
Krisis Kepercayaan? Adi Prayitno Bahas Harapan Rakyat Lewat Lapor Mas Wapres
Ade Armando: Kasus Bahlil Lahadalia Ungkap Praktek Komodifikasi Gelar Doktor di Indonesia
Prabowo Terjebak dalam Sengketa Natuna Utara, Rocky Gerung: Indonesia di Antara China dan Amerika