Pandangan Eep Saefulloh juga mencakup aspek pribadi Prabowo yang dikenal temperamental dan sulit diajak berdialog.
Dalam konteks ini, ia berpendapat bahwa gambaran tersebut semakin memperkuat argumen bahwa Prabowo tidak akan tunduk pada pengaruh eksternal, termasuk mantan presiden.
Melalui pandangannya, Eep Saefulloh menyoroti pentingnya melihat lebih jauh antara mitos dan realitas dalam menilai kepemimpinan Prabowo.
Baca Juga: Gibran Warisan Politik Jokowi, Adi Prayitno: Kita Tidak Ingin Wapres yang Sebatas Ban Serep
Ia mengajak publik untuk lebih realistis dalam menakar harapan terhadap sosok presiden terpilih ini, karena gambaran yang akan terbentuk baru bisa dinilai setelah Prabowo mulai bekerja nyata.
“Jadi, saudara, saya hendak menduga bahwa sosok historis Prabowo adalah ia ingin menjadi presiden yang mandiri dan independen dalam kepemimpinannya,” ucapnya dilansir dari youtube Keep Talking.
“Jika ia berhasil menjadi sosok yang mandiri, menjadi dirinya sendiri, maka ia akan punya peluang sebagai pemimpin yang bisa melanjutkan kepemimpinannya,” tegas Eep Saefulloh.***
Baca Juga: 7 Hal yang Dapat Terjadi Apabila Salah Memilih Pasangan
Artikel Terkait
Prabowo Merangkul Kemenangan Tanpa Musuh, Adi Prayitno: Mengapa Jokowi Jadi Target Kritik
Hendri Satrio Ungkap Kabinet Prabowo Seperti ‘Catwalk Politik’ dan 30 Persen Representasi Gibran
Ketua MPR Buka Suara Terkait Absennya Megawati Di Pelantikan Prabowo-Gibran: Sedang Kurang Fit
Di Balik Absennya Megawati dalam Pelantikan Prabowo-Gibran, Yunarto Wijaya: Ada Dimensi Psikologis
Pengaruh Jokowi Masih Dominan di Kabinet Prabowo, Akbar Faizal: Karena Gibran Telah Selesai
Jokowi Disebut Cawe-Cawe di Kabinet Prabowo, Qodari: Justru Itu Bukti Keberlanjutan