Bisnisbandung.com - Ketidakhadiran Megawati Soekarnoputri dalam pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, mengundang spekulasi di kalangan pengamat politik.
Yunarto Wijaya, salah satu pengamat menilai bahwa meskipun alasan resmi absennya Megawati karena kesehatan, ada kemungkinan faktor politik dan psikologis yang turut berperan.
Yunarto Wijaya menyoroti bahwa hubungan antara Megawati dan Prabowo secara historis tidak memiliki masalah.
“Sebuah hambatan kecil secara psikologis, bukan dengan Pak Prabowo. Saya melihat tidak ada masalah sama sekali antara Ibu Mega dengan Pak Prabowo, baik dalam konteks sejarah yang memang memiliki hubungan yang sangat baik,” jelasnya dilansir dari youtube Kompas TV.
Baca Juga: Hendri Satrio Ungkap Kabinet Prabowo Seperti ‘Catwalk Politik’ dan 30 Persen Representasi Gibran
Namun, ketidakhadiran Megawati mungkin terkait dengan dinamika yang melibatkan Gibran dan Presiden Joko Widodo.
“Permasalahan itu lebih muncul kepada Mas Gibran, yang akan dilantik sebagai Wapres besok, dan juga kepada Pak Jokowi,” ungkap Yunarto Wijaya.
“Baik dalam konteks dianggap berkhianat terhadap perjuangan, ataupun dalam konteks pengkhianatan terhadap konstitusi, itu bahasa yang sering kita dengar. Jadi, saya melihat, memang bisa juga dikaitkan dengan sikap politik Bu Mega,”lugasnya.
Menurutnya, Megawati bisa saja merasa kurang nyaman dengan posisi Gibran sebagai Wakil Presiden terpilih, yang dianggap sebagian pihak sebagai langkah yang mengkhianati perjuangan PDIP atau konstitusi.
Baca Juga: Prabowo Merangkul Kemenangan Tanpa Musuh, Adi Prayitno: Mengapa Jokowi Jadi Target Kritik
Selain itu, Yunarto Wijaya juga menyinggung kemungkinan adanya hambatan dari lingkungan politik Prabowo yang mungkin juga merasa tidak nyaman dengan pertemuan antara Megawati dan Prabowo, serta hubungannya dengan Gibran dan Jokowi.
Meskipun belum ada keputusan final terkait bergabungnya PDIP dalam pemerintahan Prabowo-Gibran, kehadiran tokoh seperti Budi Gunawan dalam kabinet bisa menjadi indikasi bahwa komunikasi tetap terbuka.
Spekulasi ini menunjukkan bahwa absennya Megawati bukan sekadar persoalan kesehatan, tetapi mencerminkan dinamika politik yang lebih kompleks.
Baca Juga: PKS Tak Dapat Jatah Menteri, Nasir Djamil: Kena Karma Politik?
Artikel Terkait
Perang Melawan Korupsi, Ade Armando: Prabowo Serius atau Sekadar Janji?
Ade Armando Ungkap ‘The New Prabowo’: Dia Mengadopsi Nilai-nilai Baik dari Jokowi
Tajam! Rocky Gerung Kritik Kabinet Prabowo yang Terlalu Gemuk: Beban Bagi Pajak Rakyat
PDIP Tidak Akan Masuk Kabinet Prabowo, Rocky Gerung Prediksi Kemungkinan yang Terjadi
Prabowo Merangkul Kemenangan Tanpa Musuh, Adi Prayitno: Mengapa Jokowi Jadi Target Kritik
Hendri Satrio Ungkap Kabinet Prabowo Seperti ‘Catwalk Politik’ dan 30 Persen Representasi Gibran