Ia berharap para pemimpin politik, terutama Prabowo dan Jokowi, mampu membaca situasi ini dengan bijak dan tidak terprovokasi oleh upaya pemecah belah.
"Ini sebenarnya hanya soal manajemen komunikasi elit. Harus ada komunikasi yang bisa menjelaskan perbedaan dengan jelas kepada rakyat, bukan sekadar perbedaan aktor, tapi cara berpikir dan melihat persoalan," tutup Fahri.
Dengan demikian, Fahri Hamzah menekankan bahwa perbedaan yang ada saat ini bukan semata-mata soal figur politik, melainkan perbedaan dalam cara pandang dan strategi, yang harus disikapi dengan kedewasaan dalam berpolitik.
“Bukan hanya beda pendapat, tapi perbedaan cara berpikir, cara kita melihat persoalan. Bukan perbedaan "kalau tidak bersama dia, berarti kita beda." Tidak begitu, karena aktor-aktornya berubah-ubah, tapi konsepnya bisa sama,” lugas Fahri Hamzah.***
Baca Juga: Ahmad Syaikhu Ungkap Keistimewaan Diskusi dengan KH. Abuya Abdullah Mukhtar
Artikel Terkait
Jokowi Semakin Mengkhawatirkan, Rocky Gerung: Dia Gagal Membuktikan Malah Mengeluhkan
Indonesia Emas Tidak Akan Terjadi Karena Jokowi, Pengamat: Hanya Sampai ‘Presiden Resah’ di 2045
Bjorka Bocorkan 6 Juta Data DJP, NPWP Jokowi, Kaesang, Gibran dan Menteri Lainnya di Breachforum dan di Jual Rp 150 Juta
Munculnya Gig Economy, Presiden Jokowi Peringatkan Ancaman bagi Pekerja!
Jokowi dan Cita-Cita yang Tak Terwujud, Rocky Gerung Menyingkap Realita Pengangguran di Era Kepemimpinannya
Prabowo di Persimpangan, Grace Natalie: Waktunya Menuntaskan Titipan Jokowi