Namun Eep Saefulloh juga memperingatkan tentang lima ancaman utama yang bisa menyebabkan kematian demokrasi.
kegagalan ekonomi, ketidakmampuan tata kelola pemerintahan (ungovernability), krisis kepemimpinan, perlawanan massa, dan kudeta militer.
Menurutnya, semua faktor ini bisa saling berkelindan, mempercepat keruntuhan sebuah rezim demokratis.
Baca Juga: PT Antam Ungkap Surat Keterangan serah Emas Budi Said Palsu
Eep Saefulloh menjelaskan "Dalam kondisi di mana demokrasi gagal memberikan hasil yang manis, orang tidak lagi mau memeliharanya."
"Demokrasi yang tidak terkelola dengan baik hanya akan menjadi ajang pertikaian elit, memproduksi ketidakpastian, dan akhirnya kehilangan daya tariknya bagi masyarakat," tuturnya.
Eep Saefulloh menutup dengan pernyataan tegas bahwa dia tetap mendukung demokrasi sebagai sistem yang paling mungkin untuk membawa kesejahteraan dan masa depan yang lebih baik.
"Alternatif dari demokrasi hanya ada dua: otoritarianisme atau totalitarianisme dan saya tidak mau itu," tutupnya.***
Artikel Terkait
Mengguncang Pilkada Banten, Raffi Ahmad Memimpin Tim Kampanye Andra Soni-Dimyati
Jusuf Kalla Berharap Prabowo Memilih Kabinet Berdasarkan Kemampuan, Bukan Politik
Anies Baswedan Buka Suara Terkait Rencana Pendirian Partai Politik Baru
Pramono Anung dan Jusuf Kalla Bertemu, Ini yang Dibicarakan di Balik Layar
Viral Video Pemukulan di Samarinda, Istana Tegaskan Paspampres Dilatih Humanis
SBY Ingatkan Bahaya 'Matahari Kembar', Rocky Gerung: Cawe-Cawe Jokowi Bisa Bikin Kacau Negara!