Dan Jokowi datang dengan upayanya untuk mengendalikan dan menghancurkan kelembagaan partai politik justru menghentikan proses institusionalisasi demokrasi yang telah dibangun oleh para pendahulunya.
Dalam situasi ini, muncul pertanyaan mendasar: Apakah Prabowo akan tetap mempertahankan koalisi dengan Jokowi, ataukah dia akan mempertimbangkan ulang posisinya mengingat potensi bahaya yang ditimbulkan?
Publik Indonesia pun dihadapkan pada tanggung jawab untuk mengevaluasi dan mempertanyakan dalil-dalil demokrasi yang selama ini dikaitkan dengan kepemimpinan Jokowi.
“Jadi itu saya kira yang mesti dievaluasi, dan secara jujur kita mesti tanya pada publik Indonesia: masih percaya enggak pada dalil bahwa demokrasi seorang Demokrat?” pungkas Rocky Gerung.***
Baca Juga: Tumbangnya Airlangga Hartarto, Feri Amsari: Ada 3 Misteri di Balik Krisis Partai Golkar
Artikel Terkait
Geram Airlangga Hartarto Tetap Bungkam Setelah Mundur, Rocky Gerung: Kenapa Masih Takut?
Gampang Diacak-acak Jokowi! Rocky Gerung: Betapa Lemahnya Airlangga dan Golkar
Airlangga Hartarto Akan Diamputasi oleh Jokowi, Rocky Gerung: Sudah Saya Prediksi
Jokowi Jadi Kutukan bagi Demokrasi Indonesia, Rocky Gerung: Jalankan Politik Devide Et Impera
Terungkap Alasan Jokowi Pindahkan Ibu kota, Rocky Gerung: Dia Dibayangi Hantu Kolonial
Pengambilalihan Golkar Oleh Jokowi, Rocky Gerung: Bisa Jadi Budaya Politik Baru Yang Tidak Beradab