"Secara faktual semua harga naik pelan-pelan. Pajak PPN juga akan dinaikkan. Investor asing lebih percaya pada data-data Bloomberg yang menunjukkan ekonomi Indonesia dalam bahaya," jelas Rocky Gerung.
Rocky Gerung juga menambahkan bahwa pernyataan Luhut sebenarnya merupakan sinyal kritis mengenai kondisi anggaran yang bolong.
"Ini tekanan dari Bank Dunia yang selalu menganggap Indonesia terlalu bergantung pada subsidi. Namun kalau subsidi dicabut bisa terjadi revolusi," tegas Rocky Gerung.
Baca Juga: 5 Cara Mudah Menjaga Kelembaban Udara di Rumah Tanpa AC
Rocky Gerung menekankan bahwa ketidakkompakan kabinet ini menunjukkan pergeseran paradigma dalam pemerintahan Jokowi.
"Partai-partai mulai menguji kemampuan Jokowi mengatur partai. Ini sinyal bahwa APBN memang dalam kondisi krisis," tutup Rocky Gerung.
Rocky Gerung mengingatkan bahwa 100 hari ke depan akan menjadi masa yang kritis bagi pemerintahan Jokowi.***
Artikel Terkait
Terungkap Dua anggota KPU Jawa Barat Belum Melaporkan Harta Kekayaannya
Budayawan Eros Jarot: Gibran Belum Layak Disandingkan dengan Soekarno
Hendri Satrio: Politik Dinasti Bisa Rusak Citra Jokowi dan Demokrasi Indonesia
Siap Mogok Nasional, Buruh Protes Keras Terhadap UU Cipta Kerja
Tidak Ada Tempat bagi Kekerasan! Prabowo Kutuk Percobaan Pembunuhan Donald Trump
Ratusan Calon Pimpinan KPK Mendaftar, Rocky Gerung: Pilihan Jokowi Yakin Bisa Fair?