Bisnisbandung.com - Pengamat politik Rocky Gerung kembali melontarkan kritik tajam terhadap kondisi politik Indonesia.
Rocky Gerung mengungkapkan pandangannya mengenai berbagai isu mulai dari kepemimpinan Presiden Jokowi, persepsi generasi milenial hingga masalah konstitusi dan rencana pemindahan ibu kota.
Rocky Gerung menyoroti gaya kepemimpinan Presiden Jokowi yang dianggapnya kurang memadai dalam mengusung ide-ide besar.
Baca Juga: Rahasia Sehat dari Dapur: Manfaat Utama Rempah-rempah yang Wajib Anda Tahu
"Pak Jokowi lebih banyak bergantung pada tokoh-tokoh seperti Luhut dan Erlangga. Yang terjadi adalah kekacauan dalam koordinasi ide," kata Rocky Gerung yang dikutip dari youtube total politik.
Menurutnya, Indonesia didirikan oleh ide-ide besar, bukan data besar, yang sekarang justru diabaikan.
Lebih lanjut Rocky Gerung menyinggung persepsi generasi milenial tentang kepemimpinan.
"Profil pemimpin yang diidealkan milenial sekarang ini hanya Prabowo dan Andika," ujarnya.
Baca Juga: Transformasi Toyota Kijang Dari Era 'Super' hingga 'Zenix', Merajai Dunia Modifikasi Indonesia
Rocky Gerung juga membahas peran Mahkamah Konstitusi (MK).
Ia menyoroti pentingnya judicial review dalam menjaga demokrasi.
"Mahkamah Konstitusi seharusnya mendengarkan suara rakyat, bukan hanya menjadi loket bagi kekuasaan," tegasnya.
Rocky Gerung juga mengkritik ambang batas pencalonan presiden 20% yang dinilai menguntungkan oligarki dan menghambat demokrasi.
Rocky Gerung mengamati konflik internal dalam partai politik di Indonesia.
Baca Juga: Skandal Besar! Ternyata Lebih dari 1.000 Anggota DPR dan DPRD yang Terlibat Judi Online
Artikel Terkait
Peretasan Pusat Data Nasional, Jusuf Kalla Soroti Pentingnya Keamanan Teknologi
Pilgub DKI 2024, Idrus Marham Bantah Upaya KIM Jegal Anies
Dugaan Investasi Fiktif Rp1 Triliun, Rieke Diah Pitaloka Tanyakan Transparansi PT Taspen di Rapat DPR
Dukung Wacana Duet Kaesang Pangarep-Zita Anjani, Zulhas Ketua Umum PAN Buka Suara
Hendri Satrio: Kaesang Manfaatkan 'Karpet Merah' dari MA
Jokowi Lebih Baik Jadi Penasihat Prabowo, Sidarto Danusubroto: Daripada Kembali ke PDI-P