Tak ingin lagi jadi boneka Megawati, Dinasti Politik Jokowi akan jadi ancaman serius PDIP dalam pilpres 2024. Kok bisa?

Bahkan Megawati pernah memberikan peringatan keras kepada para kadernya yang ingin bermain dua kaki.

Baca Juga: Berbeda dengan FOMO, Yuk kenali istilah FOPO dan dampak mentalnya. Takut mendapat komentar dari orang lain?

Saat itu Megawati mengembang jabatan sebagai Ketua Umum PDIP minta kader yang melakukan itu untuk segera keluar dari keanggotaan partai.

"Kalian siapa yang berbuat manuver keluar, karna apa tidak ada di dalam PDI Perjuangan itu yang namanya main dua kaki, main tiga kaki, melakukan manuver,"ujar Megawati dalam kanal Youtube Kompas TV.

Terkait isu sampai anggapan Dinasti Politik yang sedang dibangun Presiden Jokowi sebagai bentuk perlawanan terhadap PDIP dan Megawati akan menjadi perbincangan hangat nantinya.

Baca Juga: Buntut Dari Pernyataan Polisi Tidak Netral, Aiman Dilaporkan ke Polda Metro Jaya

Renggangnya hubungan Presiden Jokowi dan Megawati akibat Gibran memutuskan untuk menjadi Cawapres Prabowo akhirnya tidak terhindarkan.

Keputusan Gibran yang menerima tawaran Cawapres Prabowo dianggap sebagai pengkhianatan kepada PDIP.

Akan tetapi saat ini PDIP bingung kenapa Jokowi lebih memilih rapat ke Prabowo seakan-akan mendukung penuh putranya tersebut.

Baca Juga: Temuan Terbaru: Pertamina dan Polri Gagalkan Penyimpanan Ilegal BBM Subsidi di Pati

Padahal, Gibran sendiri terpilih menjadi Walikota Solo dikarenakan restu dan dukungan penuh dari PDIP.

Sehingga banyak pihak yang menilai bahwa manuver Gibran terkait Cawapres secara otomatis melanggar konstitusi PDIP.

Pasalnya, Jokowi dan Gibran sama-sama kader PDIP dan seharusnya mendukung penuh pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD dalam pilpres 2024 mendatang.

Baca Juga: Connie Rahakundini Bandingkan Jokowi dan Soeharto Dalam Memberi Kesempatan Anak Di Politik

Bukan hanya itu saja, putra sulung Jokowi yakni Kaesang Pangarep yang terjun ke dunia politik justru lebih memilih bergabung bersama PSI dibanding PDIP.***