Bisnisbandung.com - Populasi badak di Afrika mengalami peningkatan meskipun adanya perburuan liar dan hilangnya habitat, demikian data terbaru dari Union Internationale pour la Conservation de la Nature (IUCN) menunjukkan.
Data baru yang dirilis pada hari Kamis ini menunjukkan bahwa upaya perlindungan dan pengelolaan biologis di seluruh benua telah menyebabkan populasi badak hitam meningkat sebesar 4,2% menjadi 6.487 individu, dan populasi badak putih meningkat sebesar 5,6% menjadi 16.803 individu.
Baca Juga: Telah Di Termukan Kebocoran Gas Metana Dalam Jumlah Besar Di Laut Baltik
Ini adalah kali pertama sejak tahun 2012 bahwa populasi badak putih mengalami peningkatan, spesies yang diklasifikasikan sebagai 'hampir terancam' dalam Daftar Merah IUCN mengenai spesies yang terancam punah.
Menurut World Wildlife Fund, pada awal abad ke-20, terdapat 500.000 badak di Afrika dan Asia. Namun, pada akhir tahun 2022, populasi badak Afrika hanya mencapai 23.290 individu menurut data terbaru dari IUCN.
Berkat adanya upaya perlindungan yang intens serta pengelolaan maksimal yang terus ditingkatkan selama bertahun tahun, populasi badak yang terdapat di benua tersebut hingga mulai pulih kembali sampai saat ini.
Baca Juga: Ternyata Ini Dia Infrastruktur Yang Di Rencanakan Presiden Joko Widodo Di Kawasan Ibu Kota Nusantara
Namun, perburuan liar tetap menjadi ancaman terbesar bagi semua spesies badak, seperti yang dihighlightkan dalam laporan State of the Rhino 2023 para pemburu liar mengubah taktik mereka, yang memfokuskan perhatian dari populasi badak terbesar ke yang lebih rentan.
Afrika Selatan, rumah bagi populasi badak terbesar di benua tersebut, telah mengalami kerugian yang menghancurkan karena pemburu menargetkan cagar alamnya. Namibia, yang menjadi rumah bagi populasi badak hitam terbesar di dunia, mengalami peningkatan perburuan liar badak sebesar 93% dari tahun 2021 hingga 2022.
Pada bulan Januari, menteri keuangan Amerika Serikat mengumumkan peluncuran tim tugas bersama antiperburuan liar AS - Afrika Selatan untuk memerangi perburuan liar, dan meningkatkan pertukaran unit intelijensi keuangan untuk mendukung lembaga penegak hukum dan perdagangan ilegal.
Baca Juga: Virus Nipah Mulai Menyebar, Mungkinkah Akan Menjadi Pandemi?
Perubahan iklim juga merupakan risiko yang semakin besar bagi populasi badak di Afrika karena dampaknya yang menghancurkan terhadap komunitas manusia berdampak pada satwa liar dan meningkatkan risiko konflik manusia dan satwa liar.
Pada awal September, kelompok konservasi African Parks Foundation mengumumkan bahwa mereka akan melepaskan 2.000 badak ke alam liar setelah membeli salah satu peternakan badak penangkaran pribadi terbesar di dunia, Platinum Rhino.
Hanya dua anggota tersisa dari subspesies badak putih utara yang sangat terancam punah yang masih ada di dunia - Najin dan Fatu - keduanya tinggal di bawah perlindungan 24 jam di Ol-Pejeta Conservancy di Kenya.***
Artikel Terkait
Kuasa Hukum Dirut Taspen Tuding Kamaruddin Simanjuntak Sebarkan Berita Palsu
Prancis Mengirim Tentara Memastikan Pasokan Air Ke Mayotte Di Samudera Hindia Yang Kekeringan
Dubes RI di Malaysia Selidiki Dugaan Plagiarisme Lagu Halo Halo Bandung Menjadi Helo Kuala Lumpur
Usai Pecat Guru Honorer karena Bongkar Kasus Pungli, Kepala Sekolah Akhirnya di Pecat Balik oleh Walikota
BaCapres dan Cawapres Anis- Muhaimin (Amin) Targetkan Raihan 20 Juta Suara di Jawa Barat
Pasangan Calon Pengantin Prewedding di Gunung Bromo Minta Maaf karena Sebabkan Kebakaran Besar