Bisnis Bandung - Wilayah Batu Karas terletak kurang lebih 30 kilometer dari Pantai Pangandaran, untuk mencapai kawasan ini biasanya ditempuh selama 45 menit dengan menggunakan kendaraan dari Pangandaran. Secara Administratif terletak di Desa Batu Karas, kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandaran.
Topografi pantai ini agak unik, kontur alamnya cukup berbeda di banding pantai lainnya, sehingga menciptakan ombak yang sangat cocok untuk olahraga selancar. Maka tidak heran pantai ini sudah sejak lama, menjadi tujuan para peselancar baik lokal maupun mancanegara.
Oleh karena letaknya yang berdekatan, dengan pantai Pangandaran, biasanya para pelancong yang mengunjungi Pangandaran singgah pula ke Batu Karas. Namun berbeda dengan Pangandaran yang rame dengan pengunjung dan banyaknya hiruk pikuk seperti penjual makanan minuman, hotel serta fasilitas pendukung wisata lainnya, pantai Batu Karas cukup sepi.
Baca Juga: 3 Ide Hampers Lebaran Budget Di Bawah Rp.50 Ribu, Mau?
Sejenak kita lupakan pantai dan eksotisme ombak serta hamparan pasirnya, kunjungan kami kali ini ke Batu Karas ialah melihat sebuah destinasi wisata baru dikawasan tersebut yang berupa hutan Mangrove. Sebagai informasi hutan Mangrove adalah hutan yang tumbuh di air payau,dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
Hutan ini tumbuh khususnya di tempat tempat dimana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik, baik di teluk yang terlindung dari gempuran ombak ataupun disekitar muara sungai dimana air melambat dan mnegendapkan lumpur yang dibawa dari hulu.
Ekosistem hutan Mangrove sangat khas, hal ini terjadi karena pelumpuran yang mengakibatkan kurangnya abrasi tanah, salinitas tanah yang tinggi, serta daur penggenangan pasang surut air laut.
Oleh sebab itu hanya sedikit tumbuhan yang bisa bertahan seperti Siapi Api dan Bakau. Fungsi utama Hutan Mangrove ialah menahan abrasi pantai, habitat beberapa jenis burung serta sumber makanan bagi beberapa jenis ikan.
Di Batu Karas tepatnya daerah Sanghyangkalang terdapat sebuah ekosistem hutan Mangrove seluas kurang lebih 5 hektar. Sejak beberapa tahun lalu kawasan ini dijadikan destinasi wisata,pengelolaannya dilakukan oleh masyarakat setempat.Untuk mencapai lokasi kita harus melewati perkampungan penduduk, kendaraan roda empat harus diparkir di dekat perkampungan.
Dari tempat ini hutan Mangrove berjarak 800 meter hanya bisa dicapai melalui jalan setapak. Bila anda enggan berjalan kaki,penduduk setempat bisa mengantar anda menuju lokasi hutan dengan tarif 10 ribu sekali jalan.
Baca Juga: Yummmmmyy, Sate Padang Ini Cita Rasanya Khas, Dagingnya Komplet dan Empuk
Saya mencoba alternatif kedua yaitu berjalan kaki menyusuri kawasan tambak milik masyarakat, hanya diperlukan waktu 15 menit untuk sampai dilokasi. Untuk memasuki kawasan hutan setipa pengunjung dikenakan tarif 5 ribu rupiah perorang.
Setelah membayar tiket kami langsung memasuki kawasan hutannya, masyarakat setempat sengaja membangun jembatan kayu sepanjang hampir 300 meter menjorok ke tengah lautan.Jembatan ini membelah hutan Mangrove yang didominasi oleh tanaman Bakau serta siapi api, dengan kata lain pelancong dengan leluasa bisa menikmati kawasan hutan tanpa takut terkena lumpur.
Artikel Terkait
Berziarah di Makam Sunan Gunung Djati
Menyelami Penyebaran Islam di Wilayah Pamijahan
Mengenal Sejarah Panjang Masjid Manonjaya
Masjid Indonesia di Kota Los Angeles, Masjid At-Thohir