“Pertumbuhan PDB nominal lebih tinggi, menyiratkan target defisit fiskal pemerintah akan tercapai,” kata Sabnavis.
Selain itu, bidang lain yang menjadi perhatian adalah “permintaan konsumsi saat ini sangat condong pada barang dan jasa yang dikonsumsi oleh sebagian besar rumah tangga yang termasuk dalam golongan berpenghasilan tinggi”, kata Sunil Sinha, ekonom utama di India Ratings, sebuah unit dari Fitch Group. “Oleh karena itu, pemulihan konsumsi berbasis luas masih agak jauh.”
Baca Juga: Di Era Ekonomi Sulit Ide Bisnis Ini Bisa Menguntungkan Lho Bagi Kamu. Simak Artikel Berikut
Sebelumnya, perlu diketahui bahwa India tetap menjadi patokan relatif dalam ekonomi dunia, meskipun tetap perlu meningkatkan kekuatan yang ada dalam ekspor jasa, dan memperluasnya ke ekspor manufaktur yang kaya akan lapangan kerja, kata seorang pejabat Dana Moneter Internasional pada hari Jumat (06/01/2023).
India juga diperkirakan akan tetap menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat kedua di antara negara-negara G20, menurut Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan.
Namun, potensi pertumbuhan India kemungkinan akan berkurang pada tahun fiskal yang dimulai pada 1 April karena ekspor yang lemah di antara faktor-faktor lain, kata Pranjul Bhandari, ekonom di HSBC Securities and Capital Markets, dalam sebuah catatan kepada klien.
Baca Juga: Kacau! GOTO PHK Massal 1.300 Karyawan Karena Mengantisipasi 'Ketidakpastian' Kestabilan Ekonomi
“Konsumsi domestik yang kuat meskipun beragam akan membantu mencegah beberapa rasa sakit yang timbul dari ekspor yang lemah selama periode ini,” kata Aditi Nayar, ekonom di lembaga pemeringkat kredit dan informasi investasi ICRA Indonesia.