investasi

EUR Turun Di Bawah USD untuk Kedua Kalinya dalam 20 Tahun

Selasa, 23 Agustus 2022 | 11:30 WIB
Euro melemah terhadap USD hingga menyentuk angka dibawah 1 (Pixabay)

Bisnisbandung.com - USD telah sangat kuat dibandingkan dengan segudang mata uang fiat di seluruh dunia dan minggu ini, euro turun di bawah USD untuk kedua kalinya dalam 20 tahun setelah bertemu dengan USD pada pertengahan Juli.

Kekuatan USD baru-baru ini telah menghasilkan kenaikan mingguan terbesar sejak Maret 2020, menurut data Commodity Futures Trading Commission (CFTC).

Pada hari Senin, Dow Jones Industrial Average turun 400 poin karena kekhawatiran inflasi terus mencengkeram Wall Street. Empat indeks saham utama – NYSE, Nasdaq, Dow, dan S&P 500 – semuanya dimulai pagi ini (EST) dengan warna merah dibandingkan dengan kenaikan yang tercatat minggu lalu.

Baca Juga: Whale Cardano Menambah 138 Juta USD dalam Cardano (ADA) Selama 8 Hari Pada Proses yang Disebut Akumulasi Ringa

Pasar emas dan perak telah merasakan tekanan ke bawah minggu ini karena kedua logam mulia tersebut turun nilainya pada Senin pagi.

Selain itu, kapitalisasi pasar Cryptocurrency global juga turun 1,4% hari ini, dan melayang tepat di atas angka $1 triliun.

Awal minggu telah melihat euro goyah di bawah USD untuk kedua kalinya dalam 20 tahun.

Baca Juga: Key West Kota Tua di Amerika, Tak Ada Polisi Tapi Didenda USD 300

Reuters melaporkan bahwa penurunan euro pada 22 Agustus disebabkan oleh krisis energi dan minyak bumi yang telah dihadapi Eropa sejak dimulainya perang Ukraina-Rusia.

Sementara itu, Reuters juga mengumpulkan data yang berasal dari CFTC dan angka-angka menunjukkan A.S. beli bersih USD mencapai tertinggi sejak awal Maret 2020.

Banyak yang percaya selama perang berlanjut dan Federal Reserve melanjutkan kenaikan suku bunga dan pengetatan moneter, greenback akan tetap kuat.

Baca Juga: Robert Kiyosaki Berubah Pikiran Tentang Obligasi Negara, Simak Pendapatnya

Kekacauan Real Estat China Menyebabkan Bank Sentral Menurunkan Suku Bunga Di Tengah Kekhawatiran Kenaikan Suku Bunga Dana Federal AS

Selain USD yang kuat dan perang di Eropa, ekonomi China telah menghadapi krisis real estat besar.

Halaman:

Tags

Terkini