Bisnisbandung.com - Crypto Bitcoin mengalami masa yang bergejolak dalam seminggu terakhir, yang mana harga Crypto tersebut mengalami penurunan sekitar 4%.
Analisis teknikal terhadap pergerakan harga Crypto Bitcoin menunjukan saat ini Bitcoin telah mendekati level support utamanya.
Dari sisi fundamental terdapat beberapa faktor ekonomi yang dapat mempengaruhi pergerakan harga Crypto Bitcoin baik dalam jangka pendek, menengah ataupun panjang.
Baca Juga: Rahasia Jadi Cowok Idaman Yang Disukai Banyak Cewek, Jodoh Auto Mendekat Bro!
Pada bulan Januari, inflasi Amerika mengalami kenaikan 5,4% dibandingkan tahun sebelumnya, menurut laporan Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) yang dirilis oleh Biro Analisis Ekonomi (BEA) pada 24 Februari.
Inflasi inti, yang lebih disukai Federal Reserve untuk digunakan untuk mengukur inflasi, meningkat sebesar 4,7% sejak Januari 2022.
Indeks Dolar AS (DXY) mencapai 105,26, level tertinggi sejak 6 Januari, mencerminkan dampak kenaikan inflasi.
Baca Juga: 3 Alasan Mengapa Cewek Sulit Membuka Hati Lagi, Sudah Berada di Level Trauma?
Federal Reserve telah menetapkan 2% inflasi keseluruhan sebagai targetnya, dan diantisipasi bahwa lebih banyak kenaikan suku bunga akan terjadi untuk mengatasi inflasi.
Sebagai akibat dari potensi kenaikan suku bunga, mayoritas pasar mengantisipasi Federal Reserve untuk terus menaikkan suku bunga.
Ketika data PCE mengungkapkan peningkatan inflasi sebesar 5,4% pada bulan Januari, BTC/USD menurun, menunjukkan sensitivitas Bitcoin terhadap kenaikan suku bunga.
Baca Juga: Santai, Bro! Ketahui 6 Penyebab yang Bikin Wanita Merasa Tidak Nyaman Saat Kamu Mendekatinya
Investasi Cryptocurrency Dan Sikap Perhatian Dari IMF
Selama konferensi G20 di Bengaluru pada 25 Februari, Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva menyarankan bahwa pelarangan Cryptocurrency pribadi bisa menjadi pilihan.
IMF juga telah mengusulkan pedoman baru untuk negara-negara anggotanya dalam mengatur Cryptocurrency, yang diuraikan dalam laporan 23 Februari.