Bisnisbandung.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pelemahan signifikan pada sesi pertama perdagangan, Selasa 25 Februari 2025, dengan penurunan sebesar 2,34% ke level 6.591.
Tren ini dipengaruhi oleh aksi jual besar-besaran yang dilakukan oleh investor asing, mencerminkan ketidakpastian di pasar modal Indonesia.
Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), arus modal asing terus mengalir keluar sejak awal tahun, dengan total dana yang hengkang mencapai Rp15,15 triliun.
Dalam satu hari perdagangan kemarin saja, tercatat aliran dana asing keluar mencapai Rp3,47 triliun.
Baca Juga: Saham PANI Babak Belur, Hersubeno Arief: Aguan Makin Bancos
Peristiwa ini semakin menekan pergerakan indeks, yang sudah mengalami volatilitas tinggi dalam beberapa pekan terakhir.
Pelemahan IHSG terjadi hanya sehari setelah Presiden Prabowo Subianto secara resmi meluncurkan BPI Danantara, sebuah superholding baru yang mengelola tujuh Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Meski kehadiran Danantara diharapkan mampu membawa dampak positif bagi sektor BUMN, pasar tampaknya masih menunggu kejelasan lebih lanjut mengenai kebijakan dan arah pengelolaannya.
Analis Panin Sekuritas, Felix Darmawan, menilai bahwa tekanan terhadap IHSG bukan hanya disebabkan oleh peluncuran Danantara, tetapi juga berbagai faktor eksternal.
"Tekanan jual asing yang terjadi saat ini berkaitan dengan arus keluar modal yang sudah berlangsung sejak awal Februari.
Baca Juga: Rekomendasi Investasi Yang Aman Bagi Peminat Saham Jangka Panjang
Selain itu, keputusan Morgan Stanley menurunkan peringkat saham Indonesia ke level underweight turut memperburuk sentimen investor," ungkapnya.
Lebih lanjut, Felix menambahkan bahwa faktor global seperti kebijakan suku bunga The Fed yang masih ketat membuat investor cenderung mengalihkan modal mereka ke aset yang lebih aman di negara maju.
Dari dalam negeri, meskipun Danantara menjadi sentimen baru di pasar, belum ada jaminan bahwa langkah ini akan cukup kuat untuk menarik kembali investor asing dalam waktu dekat.