Bisnisbandung.com - Presiden Rusia Vladimir Putin yang juga merupakan bagian dari BRICS meyakini perdagangan yang menggunakan dolas AS saat ini mengalami keruntuhan.
Hal itu disampaikan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin pada sesi pleno pertemuan peringatan 20 tahun Klub Diskusi Valdai pada hari Kamis bahwa sistem keuangan global yang berbasis dolar AS secara bertahap runtuh.
“Sistem Bretton Woods sudah ketinggalan jaman,” kata Putin sambil menekankan bahwa dia bukan satu-satunya yang memiliki pandangan ini, karena para ahli Barat juga memiliki perspektif yang sama.
Baca Juga: Jangan Galau Terus! Berikut 3 Cara Ampuh untuk Move on dari Mantan Terindah
"Sistem Bretton Woods ini diciptakan berdasarkan dolar, namun perlahan-lahan runtuh. Bagaimanapun, suatu mata uang merupakan turunan dari kekuatan perekonomian negara yang mengeluarkan mata uang tersebut." lanjut Vladimir Putin.
“Pangsa perekonomian Amerika terhadap PDB dunia sedang menurun. Ini juga jelas, ini data statistik,” tegasnya.
Sebaliknya, Putin menekankan bahwa pangsa negara-negara BRICS “dalam hal paritas daya beli dibandingkan dengan pangsa negara-negara G7, semakin meningkat, terutama setelah masuknya anggota baru ke dalam organisasi tersebut.”
Ia mencontohkan: “Ini sudah menjadi makna yang serius, perbedaannya cukup serius.”
Baca Juga: TERBUKTI MEMBAYAR!!! Saldo DANA Rp. 300 Ribu Langsung Cair Dengan Menggunakan Aplikasi Ini
Blok ekonomi BRICS baru-baru ini memperluas keanggotaannya ke Argentina, Mesir, Ethiopia, Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA).
Pada akhir KTT BRICS pada bulan Agustus, para pemimpin Brazil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan menyatakan “pentingnya mendorong penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan internasional dan transaksi keuangan.”
Mengomentari kelompok BRICS yang menciptakan mata uang bersama, presiden Rusia berpendapat:
Baca Juga: Dukungan NU dan Keberhasilan di Dunia Sepak Bola Membuat Erick Thohir Menjadi Cawapres Terkuat
"Untuk BRICS, kita sekarang tidak perlu menciptakan mata uang tunggal, tetapi kita perlu membangun sistem penyelesaian, menciptakan logistik keuangan untuk memastikan pembayaran antar negara, dan beralih ke pembayaran dalam mata uang nasional."