Bisnisbandung.com - Salah satu konglomerat Singapura yang terkenal karena membawa balap F1 ke Singapura, Ong Beng Seng saat ini tengah terjerat kasus korupsi.
Dikutip dari Aljazeera, perusahaan Ong Beng Seng mengatakan miliarder itu akan bekerja sama dengan Biro Investigasi Praktik Korupsi (CPIB) dalam penyelidikan kasus korupsi Menteri Perhubungan Singapura, S Iswaran.
CPIB Singapura telah mengeluarkan pemberitahuan penangkapan untuk salah satu pria terkaya menyangkut interaksinya dengan Iswaran.
Kasus korupsi yang melibatkan menteri diketahui sangat jarang terjadi di Singapura, salah satunya karena gaji seorang menteri yang cukup fantastis hingga 834.000 dolar AS per tahun.
Baca Juga: 6 Pantai untuk Kamping Terbaik di Jogja, Wajib Kesana Guys
Ong Beng Seng merupakan seorang pengusah yang bergerak di bidang properti dan perhotelan.
Perusahaan properti hotel yang terdaftar di Singapura miliknya mengatakan tidak ada tuduhan yang diletakkan terhadap Ong dan bahwa miliarder tersebut akan menyerahkan paspornya ke CPIB setelah kembali ke Singapura.
Perdana Menteri Lee Hsien Loong awal pekan ini mengatakan dia telah memerintahkan Iswaran untuk mengambil cuti ditengah penyeledikan kasus ini.
CPIB mengumumkan awal pekan ini bahwa Iswaran membantu penyelidikan. Badan Anticorruption tidak memberikan rincian tentang sifat penyelidikan.
Baca Juga: Kenapa Cowok Sulit Untuk Berhenti Merokok
Penyelidikan menandai penyelidikan antikorupsi pertama yang melibatkan seorang menteri kabinet di Singapura sejak 1980 -an.
Singapura merupakan negara yang dikenal dengan tata kelola yang bersih dan menjadi salah satu nilai jual utamanya sebagai pusat bisnis.
Singapura juga mendapat penghargaan di peringkat kelima sebagai negara paling tidak korup pada tahun 2022 berdasarkan Indeks Persepsi Korupsi Transparency International.
Ong, yang lahir dalam keluarga Malaysia yang kaya, menghasilkan kekayaannya melalui bisnis asuransi pengiriman pada awal 1970 -an, sebelum pindah ke perdagangan minyak, properti, dan hotel.
Artikel Terkait
YLKI Angkat Bicara Kenaikan Biaya Layanan QRIS 0,3 Persen, Pelaku Usaha Atau konsumen Yang Dirugikan?
Semakin Diakui Secara Global, BRI Dinobatkan sebagai Bank Terbaik di Indonesia oleh The Banker
Penggunaan CBDC Yuan Digital Diperluas ke Kartu SIM dan Pembayaran NFC
BRICS Berencana Meluncurkan Mata Uang Berbasis Emas, Robert Kiyosaki: Dolar AS akan Mati
Bank Sentral Argentina Mempercepat Penjualan Yuan dan Pembelian Dolar karena Cadangan Devisa Berkurang
Coinbase Kembali Membuka Perdangangan Ripple (XRP) Menyusul Keputusan Kemenangan Gugatan Atas SEC