Amerika Serikat Memantau Secara Ketat Perkembangan Rencana Mata Uang BRICS

photo author
- Senin, 27 Januari 2025 | 22:15 WIB
BRICS saat ini memiliki 10 anggota termasuk Indonesia (dok BRICS)
BRICS saat ini memiliki 10 anggota termasuk Indonesia (dok BRICS)

Bisnisbandung.com - Rencana BRICS untuk menciptakan mata uang baru  terus mendapat perhatian ketat dari Amerika Serikat.

Hal ini seiring dengan dilantiknya Presiden Donald Trump yang beberapa kali mengucapkan kecaman terhadap BRICS yang berusaha menggoyang dominasi dolar AS dalam transaksi internasional.

Program dedolarisasi tersebut tentunya dinilai akan berdampak signifikan terhadap ekonomi Amerika Serikat yang terkenal super power dengan mata uang dolarnya.

Baca Juga: Belum Berjalan Sebulan, Mayoritas Masyarakat Indonesia Puas Dengan Program Makan Bergizi Gratis

Pakar hubungan internasional India Subhashish Banerjee menyatakan dalam sebuah wawancara dengan Tass bahwa meskipun AS tidak mungkin secara aktif mengganggu BRICS, AS akan memantau kemajuannya dengan saksama. 

"Diskusi tentang penggantian dolar AS dengan mata uang BRICS mungkin telah memicu semacam ketidakseimbangan dalam pemahaman. Namun saya berasumsi bahwa hal ini sifatnya benar-benar sementara." kata Banerjee seperti dikutip dari Bitcoin News.

Prospek pengurangan ketergantungan terhadap dolar telah mendapat perhatian di kalangan anggota BRICS, terutama Rusia dan China, sebagai respons terhadap kekhawatiran atas pengaruh ekonomi AS.

Baca Juga: Hasil Survei Tunjukan Masyarakat Puas Atas 100 Hari Kepemimpinan Presiden Prabowo

Namun, India tetap berhati-hati tentang de-dolarisasi. Menteri Luar Negeri Subrahmanyam Jaishankar telah menegaskan kembali bahwa "India tidak pernah menjadi pendukung de-dolarisasi."

Sementara India menentang konsep mata uang BRICS yang bersatu, blok tersebut secara aktif mempromosikan penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan.

Pendekatan ini bertujuan untuk mengurangi biaya transaksi dan melindungi negara-negara anggota dari volatilitas mata uang yang terkait dengan dolar.

Baca Juga: Menggunakan Beskap Melayu Hitam, Presiden Prabowo Disambut Upacara Kenegaraan oleh Raja Malaysia

Sergey Ryabkov, sherpa BRICS Rusia, menekankan bahwa inisiatif ini bukan tentang meninggalkan dolar, tetapi tentang mengatasi konsekuensi kebijakan AS.

Anggota BRICS telah memulai langkah-langkah menuju perdagangan mata uang nasional, dengan beberapa perjanjian bilateral yang ditandatangani dalam beberapa tahun terakhir. Upaya tersebut menandai dorongan yang lebih luas untuk kedaulatan finansial dalam blok tersebut.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Alit Suwirya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X