Bisnisbandung.com - BRICS merupakan salah satu organisasi internasional yang banyak menjadi perhatian publik internasional di tahun 2024.
BRICS merupakan akronim dari negara Brasil, Rusia, India, China dan South Africa (Afrika Selatan) yang membentuk organisasi untuk kerja sama di berbagai bidang salah satunya ekonomi.
Program BRICS yang terkenal dan banyak diberitakan tahun ini yakni terkait dedolarisasi yang kemudian banyak mendapat dukungan dari negara selain anggota BRICS.
Baca Juga: 3 Cara Bikin Cewek Menyesal Setelah Menolak Cintamu, Cobain Deh Bro!
Selain itu BRICS juga telah menarik minat banyak negara untuk ikut bergabung menjadi anggota karena merasa akan adanya manfaat dari sektor ekonomi.
Selama KTT BRICS ke-15 di Johannesburg, Afrika Selatan, dunia menyaksikan aliansi tersebut menyampaikan undangan untuk bergabung dengan blok tersebut ke UEA, Arab Saudi, Argentina, Mesir, Ethiopia, dan Iran.
Dikutip kantor berita Rusia TASS, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov mengumumkan pada hari Selasa bahwa selain mengintegrasikan anggota-anggota baru ini pada tahun depan, sekitar 30 negara tertarik untuk membangun kemitraan dengan BRICS.
Baca Juga: UEFA Rilis Daftar 10 Besar Klub di Eropa, Spanyol Hanya Kirimkan Satu Wakil
“Selain negara-negara yang telah bergabung dengan serikat kami, hingga hari ini, sekitar 30 negara ingin menjalin hubungan kemitraan dengan BRICS,” kata Lavrov.
“Kami akan terus berupaya BRICS memperkuat posisinya sebagai salah satu pilar dunia multipolar.” Lanjutnya
Menteri Luar Negeri Rusia tersebut juga menambahkan poin penting terkait tema pengawasan di BRICS.
"Tema pengawasan kami di BRICS adalah ‘Memperkuat Multilateralisme untuk Pembangunan dan Keamanan Global yang Berkeadilan.’ Lebih dari 10 kota di Rusia akan menjadi tuan rumah lebih dari 200 acara ekonomi, politik, dan publik. Semuanya akan mencapai puncaknya pada pertemuan puncak BRICS di Kazan pada bulan Oktober mendatang." kata Lavrov.
Baca Juga: Pemain Ini Dipastikan Jadi Rekrutmen Pertama AC Milan di Tahun 2024
Selain pernyataan Lavrov, Melissa Lawford dari The Telegraph mengemukakan dalam sebuah editorial bahwa kesepakatan pertukaran mata uang senilai 50 miliar yuan yang dilakukan Xi Jinping baru-baru ini mengancam akan menggulingkan hegemoni Amerika.
Artikel Terkait
Robert Kiyosaki Membuka Rahasia Sumber Kekayaan Utamanya
Agar Kamu Mahir Trading Forex, Kamu Perlu Belajar Ilmu Trading Dulu Dengan Beberapa Cara Berikut Agar Menjadi Trader Profesional!
Bank Kustodian BRI Dianugerahi Sertifikasi ISO Manajemen Mutu 9001:2015 untuk Meningkatkan Layanan Nasabah
Simak Prediksi Terbaru Harga Kripto Bitcoin dari Tim Draper
Meski Cuitannya Sering Berpengaruh, Elon Musk Mengaku Jarang Mikirin Kripto
Regulator Hong Kong Bersiap untuk Menyetujui Spot ETF Bitcoin