Tentu saja, untuk menembus pasar di luar Surabaya, ada sejumlah jurus yang dijalankan Ronny. Salah satunya, bagi penyewa yang menyewa boks dengan jangka waktu 1 tahun akan mendapat bonus sewa gratis selama 3 bulan.
Bukan cuma itu, Ronny jugamenjamin akan mengganti barang dagangan penyewa jika hilang karena dicuri oleh karyawan. Di luar itu, kehilangan barang ditanggung oleh penyewa.
Menurutnya, di Singapura, pemilik setiap boks bertanggung jawab terhadap barang dagangannya masing-masing. "Di sana, tingkat kepercayaannya tinggi. Kalau di Indonesia masih belum bisa. Pihak yang menyewakan boks harus memberikan jaminan supaya penyewa mau bergabung," ujarnya.
Untuk menggaet penyewa, strategi pemasaran yang diterapkan Ronny adalah rutin berpromosi melalui media sosial, seperti Facebook, Twitter, dan Instagram. "Kami juga bergabung bersama komunitas-komunitas pedagang daring," kata dia.
Dari hasil sewa boks di Tunjungan Plaza saja, rata-rata omzet bisnis yang bisa dipetik Panda Box mencapai Rp 150 juta per bulan. Ini belum termasuk pendapatan dari management fee yang dikenakan Panda Box ke para penyewa. "Management fee sekitar 10% dari total penjualan penyewa. Margin dari bisnis ini bisa 30%," imbuh Ronny.
Maklumlah, Panda Box juga mempekerjakan pegawai. Saat ini, ada 12 orang karyawan yang bekerja di dua toko Panda Box. Delapan karyawan bertugas sebagai penjaga toko, sisanya bagian adminstrasi, keuangan, dan pemasaran.
Besarnya potensi omzet yang bisa didulang dari bisnis penyewaan boks juga menarik minat Melva Claribel Wijaya untuk terjun ke bisnis ini. Dengan bendera usaha Smart Box, wanita berusia 22 tahun ini mulai menyewakan boks pajangan sejak Februari 2018 di Thamrin Plaza, Medan, Sumatra Utara.
Saat ini, Smart Box menyewakan sekitar 150 boks di toko seluas 20 m yang dijaga tiga karyawan. Andrianto, Supervisor Smart Box, menuturkan, masing-masing boks berukuran sama, yakni panjang 50 cm x lebar 50 cm. Sama seperti konsep Panda Box, Smart Box juga menawarkan boks dengan beragam tipe dan harga sewa.
Menurut Andrianto, harga sewa boks berkisar Rp 550.000 hingga Rp 700.000 per bulan. Penetapan harga ditentukan berdasarkan posisi boks. "Yang paling laku adalah boks yang berada di susunan paling atas dan persis di depan area toko. Minimal kontrak sewa selama 3 bulan dan maksimal 6 bulan," kata Andrianto.
Dari hasil menyewakan boks, kata Andrianto, Smart Box bisa meraup omzet hingga Rp 120 juta per bulan. Ini sudah termasuk dengan management fee penjualan sebesar 5% per 15 hari atau 10% per bulan. "Pendapatan dari management fee ini untuk bayar bonus karyawan," tambah Andrianto.
Ditolak manajemen mal
Nah, Anda tertarik menggeluti bisnis sewa boks pajangan? Anda harus siap merogoh kocek dalam-dalam. Pasalnya, menurut Ronny, investasi untuk membuka bisnis ini tidak kecil.
Dia mencontohkan, harga sewa toko untuk tempat boks di Tunjungan Plaza sekitar Rp 650.000 per m per bulan. Dus, setiap tahun, dana investasi yang harus dikeluarkannya untuk biaya sewa lahan toko pajangan ukuran 43 m adalah Rp 335 juta.
Biaya sebesar itu belum termasuk untuk pembuatan boks yang bisa memakan biaya sekitar Rp 200.000 per boks. Lalu, biaya untuk merancang dekorasi ruangan toko, belanja peralatan elektronik penunjang toko, seperti perangkat komputer, air conditioner, dan close circuit television (CCTV).
Selain itu, dana untuk belanja sistem informasi dan teknologi (IT) pendukung sistem aplikasi transaksi penjualan barang di boks pajangan. Penyewa boks bisa melihat transaksi penjualan barang dagangannya secara realtime di perangkat telepon seluler. "Kalau ditotal, biaya investasi untuk bisnis sewa boks bisa lebih dari Rp 700 juta," papar Ronny.