ANDA memiliki bisnis dengan penjualan produk yang masih minim? Boleh jadi, jalur pemasaran yang Anda gunakan masih sangat terbatas. Ya, di tengah ketatnya persaingan bisnis seperti sekarang, menjual produk hanya mengandalkan jalur pemasaran secara daring (online) yang sedang tren belumlah cukup.
Maklum, selera dan pola berbelanja orang tidak sama. Bagi sebagian masyarakat perkotaan, berbelanja di mal sudah jadi gaya hidup. Berbagai alasan diungkap, dari mulai tempatnya yang bersih, nyaman dan banyak produk dengan brand yang popular. Di luar itu, meskibelanja online kian tren, namun masih banyak orang lebih yakin berbelanja jika melihat dan menyentuh langsung barang yang akan dibelinya.
Dengan kata lain, sebagian masyarakat masih menyukai pola belanja melalui jalur luring (offline). Hanya saja, menjual produk secaraluring, terutama di mal, membutuhkan biaya tidak sedikit. Anda harus merogoh kocek besar sewa booth atau kios di mal. Jangka waktu sewanya pun tidak bisa hitungan bulan, tapi harus tahunan.
Nah, adanya kebutuhan bagi mereka yang berjualan daring sekaligus luring, namun dengan biaya yang lebih terjangkau , telah membuka ceruk bisnis baru. Kini muncul usaha penyewaan boks pajangan (display box) produk di mal.
Salah satu yang jeli melihat peluang ini adalah Ronny Hadi. Dengan bendera usaha Panda Box, Ronny menyewakan boks pajangan di Tunjungan Plaza, Surabaya, Jawa Timur sejak Maret 2017. Bahkan, Juli 2018, dia melebarkan usahanya dengan menyewakan boks pajangan di Mal Pakuwon, Surabaya.
Luas lahan stan pajangan Panda Box di Tunjungan Plaza sekitar 43 meter persegi (m) yang berisi 300 boks pajangan. Sementara, di Mal Pakuwon luasnya 57 m dan berisi 340 boks.
Panda Box, papar Ronny, menyewakan boks pajangan untuk memfasilitasi para pedagang daring yang ingin menjual produknya secara luring di mal. "Kami melihat peluang usaha. Kalau mau usaha di mal, orang butuh modal dan risikonya besar jika dagangan tidak laku. Dengan sewa boks pajangan, pedagang hanya butuh modal kecil," ujar pria 37 tahun ini.
Omzet ratusan juta
Menurut dia, risiko menyewa boks pajangan juga terbilang kecil. Ketika dagangannya tidak laku, pedagang bisa langsung mengubah jenis barang yang dijualnya tanpa harus menunggu hingga tahunan sewa kios habis.
"Sewa boks pajangan di kami minimal 1 bulan dan tidak ada batas maksimal. Jika cocok, pedagang bisa ambil kontrak sewa panjang. Tapi biasanya paling lama masa sewanya selama 1 tahun," imbuh ayah dua anak ini.
Ada beberapa tipe boks yang disewakan Panda Box, yakni wall display, eye display, island display, dan window display. Tarif sewa boks termurah adalah tipe wall display yang dibanderol Rp 330.000 per bulan.
Sedangkan tarif sewa termahal tipe window display yang dipatok Rp 985.000 per bulan. Tipe wall display merupakan boks ukuran terkecil dengan panjang sekitar 40 centimeter (cm) x lebar 45 cm x dan tinggi 40 cm. Sedangkan boks ukuran terbesar tipe window display dengan panjang 45 cm x lebar 40 cm dan tinggi 70 cm.
Namun, menurut Ronny, harga sewa tak tergantung ukuran boks, tapi pada letaknya. Seperti boks tipe window display dibanderol mahal karena posisinya di bagian depan ruangan toko, persis dekat kaca jendela. Adapun posisi tipe wall display menempel di dinding. "Paling laku boks tipe window display, karena posisinya terlihat langsung dari luar toko," kata dia.
Saat ini, seluruh boks yang berada di Tunjungan Plaza dan Mal Pakuwon sudah penuh disewa penyewa. Kata Ronny, ada sekitar 200 pedagang yang menyewa boks di Panda Box. Bukan hanya dari wilayah Jawa Timur, penyewa Panda Box juga berasal dari sejumlah kota besar lainnya, seperti Jakarta, Bandung, Palembang, Bali, dan Makassar.