Bram menjelaskan bahwa desain ini bertujuan membawa semangat baru untuk Indonesia yang sudah memasuki usia 80 tahun kemerdekaan.
“Di dekade ke-80 ini, kita ingin hadirkan sesuatu yang fresh—semangat baru yang tetap lantang, berani, dan mampu merepresentasikan Indonesia secara utuh,” ujar Bram saat konferensi pers peluncuran logo.
Ia juga menambahkan bahwa desain ini dirancang untuk fleksibel digunakan di berbagai media—dari baliho, siaran televisi, hingga stiker WhatsApp para pejabat kelurahan.
Tak lama setelah peluncuran resmi, netizen mulai membagikan tangkapan layar logo yang diputar 90 derajat ke kanan.
Hasilnya? Mirip wajah Keroppi, si kodok imut berwarna hijau. Bahkan ada yang menyebutnya mirip monyet!
“Kalau diputar, itu mata dan mulutnya Keroppi. Aku nggak bisa nggak lihat itu sekarang,” kata Adinda Haryanto (25), pekerja swasta asal Jakarta.
Akun X @Mr_Cill menulis:
“Tanpa mengurangi rasa hormat, logo ini kayak gabungan Keroppi dan monyet. Nasionalisme? Lebih ke nostalgia TK.”
Baca Juga: IKN Telan Triliunan Rupiah, Pengamat ekonomi: Moratorium Jadi Solusi atau Bom Waktu APBN?
Netizen lain juga menyoroti bentuk angka "80" yang malah tampak seperti "00".
“Sekilas malah kayak simbol belum merdeka. Nol-nol. Ini beneran logo kemerdekaan atau tombol reset negara?” tulis akun @CodinganReceh.
Di tengah riuh candaan visual, muncul pula suara-suara yang lebih kritis.
“Mau logo sebagus apapun, kalau rakyat belum merdeka dari pengangguran, ya sama aja,” tulis akun @IzelKifly.
“Mending fokus buka lowongan kerja daripada buka sayembara desain,” tambahnya.