“Hanya saja ke depannya kelangsungan usaha akan tergantung pada langkah pemerintah Indonesia untuk merespons konflik Rusia-Ukraina,” ujar Shinta.
Baca Juga: 5 Tren Kekinian Bisnis Gaya Hidup
Jika pemerintah Indonesia memilih untuk mengecam atau bahkan ikut melakukan embargo ekonomi kepada Rusia, ini akan sangat mengganggu kerja sama Indonesia dengan Rusia. Adapun kerja sama ekonomi dengan Ukraina diperkirakan akan tertahan atau berhenti sementara, mengingat serangan Rusia ditujukan ke kota-kota besar Ukraina. Alhasil, disrupsi terhadap kegiatan ekonomi di Ukraina akan sangat terasa.
Kadin pun berharap pemerintah Indonesia merespons konflik Rusia-Ukraina dengan kepala dingin dan perhitungan yang matang. “Memang kita tidak memiliki hubungan ekonomia yang erat dengan kedua negara tersebut. Namun, bukan berarti kita bisa bertindak sesuka hati menanggapi konflik Rusia-Ukraina,” ungkap Shinta.
Para pelaku usaha melihat kedua negara tersebut sebagai pasar potensial untuk dikembangkan kerja sama ekonominya, baik dari sisi perdagangan maupun investasi. Dari situ, wajar apabila Kadin berharap respons pemerintah lebih ditujukan kepada upaya penyelesaian konflik secara damai.
Kadin juga berharap, pemerintah dapat melakukan langkah antisipasi terhadap kemungkinan kenaikan harga minyak global serta dampaknya terhadap inflasi dan proyeksi pemulihan ekonomi nasional.
Dalam hal ini, jangan sampai faktor pergolakan harga minyak global akibat konflik Rusia-Ukraina justru malah merugikan atau membebani pelaku usaha, termasuk masyarakat Tanah Air ketika pemulihan ekonomi sedang berlangsung sepanjang tahun ini. . (C-003/BBS)***
Artikel Terkait
Mengenal Maxim, Ojol Rusia Pesaing Grab-Gojek
Perang Dagang Semakin Sengit
Menakar Indonesia di Tengah Perang Kecerdasan Buatan
Bukti Perang Dagang Vaksin AS-China
Kebijakan "Safeguard" Oleh Negara Filipina Memicu Perang Dagang